Menu

Mode Gelap
Laka Maut di Jalur Bromo Tewaskan 8 Orang, ini Pengakuan Sopir Bus Era Baru Dimulai, Nun Hafid dan Kiai Wasik Pimpin NU Kraksaan Tunggu Kedatangan Jenazah, Keluarga Korban Laka Maut Jalur Bromo Sesaki RS Bina Sehat Jember Delapan Orang Meninggal Pasca Laka Bus Wisata di Jalur Bromo, ini Identitasnya Korban Didorong PK, Pudoli Sandra Disebut Representasi Perubahan Golkar Lumajang Polda Jatim Olah TKP Laka Maut Rombongan Nakes di Jalur Bromo, Gunakan 3D Scanner

Budaya · 7 Apr 2025 16:24 WIB

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat


					Bupati Lumajang datang langsung untuk melihat antusias warga yang berkunjung ke Pantai Mbah Drajid. (Foto: Asmadi).
Perbesar

Bupati Lumajang datang langsung untuk melihat antusias warga yang berkunjung ke Pantai Mbah Drajid. (Foto: Asmadi).

Lumajang, – Setiap satu tahun sekali, tepatnya pada hari raya kupatan, setiap daerah memilik tradisi yang unik.

Di mana, pada momen tersebut kebanyakan warga setempat menggelar doa dan makan ketupat bersama di masjid. Namun ketika selesai tasyakuran, sebagian warga mengganti baju dan berbondong-bondong menuju ke laut untuk mandi.

Ritual yang dijalani anak-anak hingga dewasa ini diyakini masyarakat sebagai tolak balak atau buang sial.

Salah satu pantai yang menjadi jujukan warga setempat yakni, Pantai Mbah Drajid di Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang.

Tania (25), warga Desa/Kecamatan Pasirin, Kabupaten Lumajang mengaku, sudah datang sejak pukul 11.00 WIB, bersama suami dan anaknya.

“Ini kami sekeluarga sedang mandi di laut, kami mandi di sini bukan tanpa alasan, ini sebagai tradisi kami dan juga membuang sial,” kata Tania, Senin (7/4/25).

Tradisi mandi di pantai ini sudah menjadi kebiasaan warga setelah hari raya ketupat.

Pantauan di lokasi, sejak pagi warga silih berganti datang ke pantai untuk mandi bersama anggota keluarganya. Anak-anak hingga orang dewasa, tumpah ruah menceburkan diri dan mandi bersama di tepi Pantai Mbah Drajid.

Selain sebagai ajang silaturahmi dan meluapkan kegembiraan, mandi di laut diyakini dapat menyehatkan tubuh sekaligus menjadi tolak-balak serta dipercaya membawa keberkahan, kesehatan dan keselamatan bagi mereka dan keluarga.

“Setiap Hari Raya Ketupat, Pantai Wotgalih ini ramai, Kupatan itu tujuh hari setelah 1 Syawal atau setelah lebaran. Dan ini, sebagai ritual oleh sebagian masyarakat yang datang ke sini menjadi tradisi. Kalau gak mandi di Pantai Mbah Drajid ini kurang afdol,” kata Bupati Lumajang Indah Amperawati saat ditemui di Pantai Mbah Drajid.

Meski begitu, dirinya mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada ketika sedang mandi di tepi Pantai Mbah Drajid. Sebab, arus ombak di pantai ini sangat besar.

“Tadi saya sudah mengimbau agar masyarakat yang datang bisa menjaga diri jangan sampai hanyut oleh ombak, karena ombak di pantai ini sangat besar,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 252 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemeriahan Maulid Nabi di Pasuruan, Warga Berebut Barang dalam Tradisi Arebbuan

5 September 2025 - 10:53 WIB

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

9 Agustus 2025 - 18:19 WIB

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Trending di Budaya