Menu

Mode Gelap
Innalillahi! Mr. X Ditemukan Membusuk di Jalur Pendakian Gunung Arjuno Top! Jember Marching Band Sabet 5 Emas di Kejuaraan Dunia Malaysia Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga Finis di Posisi Tiga, Jember Raih 11 Medali di MTQ XXXI Jawa Timur Polisi Tetapkan 5 Tersangka Pengeroyokan di Gondang Wetan Pasuruan, Seluruhnya Pelajar Warga 4 Desa Bergotong Royong Bangun Akses Baru di Senduro Lumajang

Ekonomi · 12 Mar 2025 19:33 WIB

Awal Tahun, BPS Sebut Kabupaten Jember Alami Deflasi


					Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Tri Erwandi. (foto: M. Abd. Rozak Mubarok).
Perbesar

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Tri Erwandi. (foto: M. Abd. Rozak Mubarok).

Jember,- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Tri Erwandi, menyebut bahwa Kabupaten Jember mengalami beberapa periode deflasi pada dua bulan awal tahun 2025.

Menurutnya, pemahaman tentang inflasi dan deflasi sangat penting. Sebab hal ini tidak terlepas dari hukum permintaan dan penawaran.

Tri menjelaskan bahwa data yang dipantau BPS lebih berfokus pada harga konsumen, bukan harga produsen.

“Deflasi yang terjadi pada Januari dan Februari 2025 disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kebijakan pemerintah terkait tarif listrik,” ujar Tri, Rabu, (12/3/25).

Pada bulan tersebut, BPS mencatat deflasi 0,14 persen di Januari yang meningkat menjadi 0,76 persen di Februari. Penyebab utama deflasi ini adalah diskon 50 persen penggunaan listrik bagi pelanggan dengan daya dibawah 2.200 KWH.

“Hal ini berdampak besar pada pola konsumsi masyarakat, di mana hampir semua sektor (kehidupan) menggunakan listrik,” imbuhnya.

Tri menambahkan, bahwa beberapa komoditas mengalami penurunan harga, termasuk cabai rawit dan tomat, yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca hujan.

“Hujan yang terus menerus dapat mempengaruhi daya tahan komoditas pertanian,” sampainya.

Menjelang bulan Ramadan, Tri memprediksi bakal ada perubahan tren. “Bulan Ramadan biasanya meningkatkan permintaan, sehingga inflasi dapat meningkat. Namun, kita masih menunggu data resmi untuk bulan ini,” beber dia.

Ia menyoroti imbas pengangguran terhadap ekonomi. Menurutnya, meskipun angka pengangguran di Jember masih di bawah rata-rata provinsi, inflasi yang tinggi dapat berdampak negatif pada daya beli masyarakat.

Tri menegaskan pentingnya sektor pertanian sebagai pendorong utama ekonomi Jember. Ia menekankan perlunya peningkatan produksi pertanian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi diatas 5 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Jember tahun 2024 tercatat 4,86 persen, meskipun lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya,” cetusnya.

Dalam upaya meningkatkan produktivitas, Tri menyarankan agar generasi muda di Kabupaten Jember terlibat dalam sektor pertanian.

“Kami perlu memastikan bahwa lahan pertanian dan produksi tetap berkelanjutan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat,” Tri memungkasi. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 130 kali

Baca Lainnya

Kreatif! Warga Kota Probolinggo Sulap Sayuran jadi Es Krim Favorit Bocil

20 September 2025 - 12:08 WIB

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Trending di Ekonomi