Menu

Mode Gelap
Dor! Polisi Lumpuhkan Dua Terduga Maling Motor di Gending Probolinggo Belasan Motor Diamankan dalam Razia Malam Polres Pasuruan Kota Cuaca Ekstrim, Warga Jember di Kawasan Rawan Bencana Diminta Waspada Antisipasi Kejahatan di Area Perbankan, Polres Probolinggo Kota Pertebal Pengamanan Kabar Gembira! Ojol di Jember Bakal Terima Bonus Hari Raya Ramp Check, Banyak Bus di Kota Probolinggo Harus Diperbaiki Sebelum Layani Angkutan Mudik

Lingkungan · 2 Feb 2025 19:10 WIB

Pakar Geologi Sarankan Warga Terdampak Tanah Bergerak di Pasuruan untuk Pindah


					Guru Besar Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof. Indrasurya B. Mochtar, saat melakukan peninjauan langsung ke lokasi pergerakan tanah di Dusun Sempu, Desa Cowek, Pasuruan. Perbesar

Guru Besar Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof. Indrasurya B. Mochtar, saat melakukan peninjauan langsung ke lokasi pergerakan tanah di Dusun Sempu, Desa Cowek, Pasuruan.

Pasuruan, –  Guru Besar Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof. Indrasurya B. Mochtar menyarankan agar warga yang terdampak pergerakan tanah di Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, segera dipindahkan.

Hal ini ia ungkapkan setelah melakukan peninjauan langsung ke lokasi pada Sabtu (1/2/2025).

Prof. Indrasurya menjelaskan, fenomena tanah bergerak ini disebabkan oleh dua faktor utama. Yakni, kemiringan tanah yang curam dan curah hujan yang tinggi.

“Kemiringan yang curam dan hujan lebat menjadi penyebab utama. Retakan-retakan di dalam tanah yang sudah ada sebelumnya semakin dalam dan luas seiring waktu. Ketika hujan deras, air yang masuk memperbesar tekanan sehingga tanah mulai bergerak,” katanya.

Menurutnya, retakan yang ada telah berkembang selama puluhan tahun dan kini semakin dalam serta meluas, berpotensi menambah bahaya bagi rumah-rumah warga.

“Jika retakan itu tipis namun kedalamannya mencapai 10 meter, tekanan air bisa mencapai 10 ton per meter persegi, yang menyebabkan tanah bergerak,” ujar Prof. Indrasurya.

Meski perbaikan teknis bisa dilakukan, ia mengingatkan, solusi tersebut hanya bersifat sementara.

“Upaya perbaikan memang memungkinkan, tetapi biayanya sangat besar dan tidak ada jaminan stabilitas tanah dalam jangka panjang. Tanah yang sudah bergerak bisa kembali bergerak dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan,” tambahnya.

Pakar geologi ini menekankan, solusi terbaik adalah relokasi warga ke lokasi yang lebih aman.

“Daripada mengeluarkan biaya besar untuk perbaikan yang belum tentu berhasil, lebih baik memindahkan warga ke area yang tidak terancam pergerakan tanah,” jelasnya.

Prof. Indrasurya juga mengingatkan, tinggal di rumah yang rusak akibat pergerakan tanah dapat berdampak buruk secara psikologis bagi penghuni.

“Jadi sebaiknya memang jika seperti ini, lebih baik pindah saja daripada melawan alam. Menghindari lebih baik daripada bertahan di tempat yang berisiko,” tutupnya.

Sebelumnya, Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, telah menugaskan Dinas PU Cipta Karya Provinsi Jatim bekerja sama dengan tim geologi dari ITS. Kajian ini akan menentukan apakah retakan tanah bersifat permanen atau masih akan terus berkembang.

Hasil kajian ini akan menjadi dasar dalam menentukan kebijakan lanjutan, termasuk opsi pemindahan warga ke lokasi yang lebih stabil.

Saat ini, ratusan warga masih mengungsi di SDN 2 Cowek. Mereka mengungsi sejak terjadinya pergerakan tanah di Dusun Sempu, Desa Cowek, Pasuruan, pada Selasa (28/1/2025), yang menyebabkan 47 rumah terdampak, 16 di antaranya rusak parah. Sebanyak 176 warga mengungsi ke SDN 2 Cowek. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 75 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Cuaca Ekstrim, Warga Jember di Kawasan Rawan Bencana Diminta Waspada

22 Maret 2025 - 15:04 WIB

Liku-liku Penemuan Ladang Ganja hingga Tarif Penerbangan Drone Rp2 Juta

19 Maret 2025 - 13:28 WIB

DPRD Jember Usulkan Operasional Tambak Udang Penyebab Pencemaran Limbah Dihentikan

19 Maret 2025 - 02:18 WIB

Miris! 59 Titik Ladang Ganja di Kawasan TNBTS Ditemukan Melalui Drone

19 Maret 2025 - 02:08 WIB

Siaga Banjir, Wali Kota Probolinggo Bakal Tambah Sistem Peringatan Dini di Sungai Kedunggaleng

18 Maret 2025 - 17:29 WIB

Longsor di Jalur Wisata Bromo, Akses Sempat Lumpuh

16 Maret 2025 - 22:55 WIB

Tingkatkan Keselamatan, Tiga Pos Perlintasan Baru Bakal Dibangun di Probolinggo

13 Maret 2025 - 03:20 WIB

Gus Haris Soroti Alih Fungsi Lahan di Lereng Argopuro, Disebut Turut Sebabkan Banjir

11 Maret 2025 - 17:45 WIB

Pemulihan Pasca Bencana, Bupati Probolinggo Gus Haris Tinjau Lokasi Terdampak Banjir

11 Maret 2025 - 16:14 WIB

Trending di Lingkungan