Menu

Mode Gelap
Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi Batik dan Bordir Lumajang Unjuk Pesona di Ajang Batik Bordir Aksesoris Fair 2025

Pemerintahan · 31 Mei 2024 13:49 WIB

Pemkab Lumajang Sebar Ratusan PKM ke 250 Desa untuk Atasi Stunting


					Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lumajang, Agus Triyono. (foto: Asmadi). Perbesar

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lumajang, Agus Triyono. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Untuk mempercepat penurunan angka Stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang menyiapkan 268 Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang sebelumnya telah dilatih. Ratusan KPM ini akan disebar di 250 desa.

“Kami memiliki 268 KPM yang tersebar di 205 desa, dimana seluruh KPM ini telah terlatih dalam penanganan stunting,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lumajang, Agus Triyono, Jumat (31/5/24).

Menurut Agus, saat ini pemerintah memang tengah fokus dalam menurunkan stunting, sebab stunting dinilai ini bisa berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Stunting juga akan berdampak pada tingkat kecerdasan hingga dibawah 20 persen dari rata-rata manusia,” jelas Agus.

Oleh karenanya, pihaknya mendorong KPM untuk terus berusaha mendampingi para remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, hingga balita yang ada di masing-masing desa agar desa terbebas dari stunting.

“Dengan memberikan pemahaman yang cukup kepada masyarakat, diharapkan kesadaran akan pentingnya faktor ini dapat meningkat, sehingga angka stunting di Lumajang dapat ditekan secara signifikan,” ungkapnya.

Menurut Agus, asupan gizi yang baik sangat penting karena status gizi calon pengantin akan memengaruhi pertumbuhan janin selama kehamilan.

“Hal yang sudah dilakukan teman-teman KPM ini adalah memperhatikan asupan gizi calon pengantin, karena kami menyadari rata-rata kasus seperti ini berasal dari keluarga tidak mampu,” ia menambahkan.

Agus menyebut, salah satu tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah tingginya angka perkawinan dini dan nikah siri. Hal tersebut menjadi faktor utama penyebab stunting di kota pisang.

“Teman-teman KPM telah berupaya keras mengedukasi para pengantin muda agar bersedia menjalani bulan madu dengan sempurna. Ini berarti menunda kehamilan hingga usia yang lebih matang dan memungkinkan, yang pada gilirannya dapat menghambat proses terjadinya stunting anak,” pungkasnya. (*)

 

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur

1 Mei 2025 - 19:37 WIB

Komisi A DPRD Lumajang Apresiasi Kinerja Damkar, Dorong Peningkatan Sarana dan Prasarana

30 April 2025 - 10:21 WIB

DPRD Lumajang Gelar Uji Publik Raperda Fasilitasi Pengembangan Pesantren

30 April 2025 - 09:17 WIB

Hanya Dijatah Anggaran Rp 150 juta Setahun, MUI Probolinggo Protes

30 April 2025 - 03:53 WIB

Tujuh Formasi CPNS di Lumajang Belum Terisi, Pemkab Lumajang Tetap Fokus Kualitas Pelayanan

28 April 2025 - 17:51 WIB

Dinsos Lumajang Habiskan Dana Rp5,113 Miliar untuk Pemenuhan Pelayanan Minimum

28 April 2025 - 13:30 WIB

Pemkab Lumajang Berupaya Tingkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintah Desa

27 April 2025 - 16:38 WIB

Hudri Nakhodai FKUB Kota Probolinggo, Janji Rawat Harmoni

25 April 2025 - 21:21 WIB

Tipiring Tidak Memberikan Efek Jera, Perda Miras di Probolinggo Bakal Direvisi

24 April 2025 - 19:48 WIB

Trending di Pemerintahan