Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Kesehatan · 25 Apr 2024 17:41 WIB

Januari- April, 109 Warga Kota Probolinggo Terjangkit DBD, Dua Meninggal


					Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). Perbesar

Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).

Probolinggo,- Sejak Januari hingga April 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Probolinggo mencapai 109 kasus, dengan dua di antaranya meninggal dunia.

Dengan merebaknya kasus DBD, Dinas Kesehatan berharap kepada warga untuk aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Kepala Dinas Kesehatan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (P2KB), dr Nurul Hasanah Hidayati mengatakan, sejak Januari hingga awal April 2024, terdapat 109 kasus DBD di Kota Probolinggo.

Dari 109 kasus tersebut, sebanyak dua penderita diantaranya meninggal dunia setelah sebelumnya sempat mendapatkan perawatan medis.

“Jadi ada total 109 kasus DBD di Kota Probolinggo yang mana terdapat dua orang yang meninggal yang semuanya merupakan warga Kecamatan Kedopok,” ujar Nurul, Kamis (25/4/24).

Adapun 109 kasus tersebut tersebar di lima kecamatan dengan kasus terbanyak terdapat di Kelurahan Kanigaran. Untuk itu Dinkes dan P2KB menyarakan kepada masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Hal ini lebih efektif dibandingkan fogging, atau pengasapan yang hanya membunuh nyamuk dewasa.

Kemudian preventifnya yakni, mengaktifkan kader Juru Pemantau Jentik atau Jumantik, dengan satu rumah satu kader jumantik.

Selain itu, jika ada salah satu anggota keluarga yang menderita panas badannya disarankan langsung dibawa ke dokter.

Hal ini perlu dilakukan untuk antisipasi agar jika orang yang divonis DBD tidak terlambat penanganan medisnya.

“Kemudian, yang terakhir yakni menerapkan 5 M, serta hidup bersih, mulai dari membersihkan saluran air, dan lingkungan sekitar,” tandas dia. (*)

 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Dokter Muter: Harapan Baru Warga Terpencil Dusun Bakah Lumajang

3 Juli 2025 - 18:28 WIB

Ancaman di Balik Genangan Air: Leptospirosis Mengintai Warga Lumajang

2 Juli 2025 - 16:04 WIB

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Covid-19 Kembali Mengintai, Dinkes Jember Minta Warga Tidak Panik

12 Juni 2025 - 18:01 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Klinik NU Jember Akhirnya Resmi Dibuka

5 Juni 2025 - 18:15 WIB

Trending di Kesehatan