Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Kesehatan · 20 Feb 2024 21:18 WIB

Virus PMK dan LSD Kembali Merebak di Kabupaten Pasuruan, Capai Ratusan Kasus


					RESAH: Seorang peternak di Kabupaten Pasuruan tengah memberi pakan sapi di kandang. (foto: Moh. Rois) Perbesar

RESAH: Seorang peternak di Kabupaten Pasuruan tengah memberi pakan sapi di kandang. (foto: Moh. Rois)

Pasuruan,- Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) kembali menimpal peternak sapi dan domba di Kabupaten Pasuruan. Meski sebelumnya telah dinyatakan berakhir pada Mei 2023 lalu, namun kasus ini kini kembali merebak.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Ainur Alfiyah, menyatakan kasus ini merupakan endemi yang dapat kembali muncul kapan saja. Musim penghujan yang melanda dianggap sebagai salah satu penyebabnya.

Menurutnya, berdasarkan data terbaru yang dihimpun pada Senin (19/2/2024), tercatat ada 71 kasus PMK di Kabupaten Pasuruan, dengan rincian 45 ekor sakit dan 15 ekor mati.

Sedangkan kasus LSD mencapai 365 ekor, dengan 315 ekor sakit dan 45 ekor dinyatakan sembuh. Kecamatan Prigen menjadi pusat kasus PMK, sementara Kecamatan Pasrepan menjadi wilayah dengan kasus LSD terbanyak.

“Penyebabnya sebagian besar karena musim hujan,” jelas Alfiyah saat dikonfirmasi, pada Selasa (20/2/2024).

Dalam penanganan kasus ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, telah memberikan vaksin kepada sapi yang masih sehat, serta memberikan obat penurun panas bagi yang sudah sakit.

Antibiotik juga diberikan kepada sapi yang sehat namun berada di lingkungan dengan banyak kasus terjadi, untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

“Kecamatan Prigen menjadi fokus kami karena banyak sapi persilangan yang rentan terkena penyakit. Sementara sapi Bali dan sapi Madura cenderung lebih tahan terhadap virus,” tambahnya. (*)

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 40 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Covid-19 Kembali Mengintai, Dinkes Jember Minta Warga Tidak Panik

12 Juni 2025 - 18:01 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Klinik NU Jember Akhirnya Resmi Dibuka

5 Juni 2025 - 18:15 WIB

Bunda Indah: Masker Tetap Wajib, Antisipasi Covid-19 dan Polusi Udara di Lumajang

5 Juni 2025 - 15:40 WIB

Isu Merebak di Jember, BPJS Kesehatan Tolak Biayai Pasien DBD

29 Mei 2025 - 20:47 WIB

Pemkab Jember Waspadai Lonjakan Covid-19 di Asia, Skrining Ditingkatkan

23 Mei 2025 - 20:18 WIB

Empat Bulan, 163 Warga Kota Probolinggo Terjangkit TBC

20 Mei 2025 - 16:58 WIB

Cegah PMK, Ternak yang Bakal Masuk Probolinggo Divaksin Massal

17 Mei 2025 - 08:18 WIB

Kisah Haru Siti Aminah, Balita 3 Tahun di Lumajang, Berjuang Melawan Penyakit Berat

7 Mei 2025 - 20:13 WIB

Trending di Kesehatan