Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri Dari Sejarah Ki Hajar Dewantara, Bupati Lumajang Dorong Revitalisasi Pendidikan untuk Tingkatkan SDM Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji Temuan Ladang Ganja di TNBTS Mencoreng Destinasi Wisata Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur

Ekonomi · 28 Okt 2023 19:52 WIB

Selain Kemarau, Tanaman Cabai Rusak Akibat Terserang Virus


					RUSAK: Petani di Sumber Wetan, Kota Probolinggo sedang memanen cabai rawit meski tanaman rusak akibat diserang virus. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

RUSAK: Petani di Sumber Wetan, Kota Probolinggo sedang memanen cabai rawit meski tanaman rusak akibat diserang virus. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Melonjaknya harga cabai rawit di Kota Probolinggo karena faktor banyaknya tanaman cabai rawit petani yang rusak. Selain musim kemarau, rusaknya tanaman cabai rawit karena serangan virus.

Salah satu sentra pertanian tanaman cabai rawit di Kota Probolinggo yakni, di Kelurahan Sumber Wetan, Kecamatan Kedopok. Hampir seluruh area persawahan milik petani ditanami cabai rawit.

Namun demikian, banyak tanaman cabai rawit yang rusak. Tanaman cabai rawit terserang dua jenis virus yakni, Virus Thrips Tabaci dan Virus Gemini.

Dua virus ini akibatkan daun tanaman cabai rawit mengering dan menguning. Bahkan virus ini menghisap cairan pada daun muda.

Petani cabai asal Sumber Wetan, Suprayitno Busri menyebut, hampir sebagian besar tanaman cabai di Sumber Wetan rusak akibat musim kemarau dan virus yang menyerang sehingga hasil panen petani berkurang.

“Kurangnya hasil panen petani membuat harga cabai di tingkat petani naik menjadi Rp55 ribu per kilogram (kg). Meski banyak tanaman yang rusak namun sejumlah petani merasa senang karena harga cabai saat ini mahal,” ujarnya.

Petani cabai lainnya, Siti Hindun mengatakan, akibat musim kemarau yang lumayan panjang ini banyak tanaman cabai milik petani rusak dan gagal panen. Alhasil, harga cabai terus melonjak.

“Kalau kemarin harga cabai di petani ini sudah mencapai 55 ribu per kilo, hal ini karena banyaknya tanaman cabai oetani rusak, sehingga tidak dapat memasok cabai rawit,” ujarnya.

Harga cabai rawit pasar tradisional di Kota Probolinggo saat ini mencapai Rp70 ribu/kg. Diprediksi harga cabai rawit ini akan terus naik. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 37 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi