Menu

Mode Gelap
Sidak Pembangunan Gedung Inspektorat, DPRD Kota Probolinggo Pesimis Pengerjaan Tepat Waktu Dana Sosialisasi Raperda DPRD Jember Bermasalah, Kejaksaan Sita Rekening Rekanan Tak Hanya Belanja, Gubernur Khofifah Bagikan Sembako untuk Pedagang Pasar Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan Upaya Pencurian Motor di Pasuruan Gagal, Pelaku Terluka Akibat Bondet Meledak Perjuangan Ahmad Musaddad, Qari Tunanetra Asal Jember yang Tampil Memukau di MTQ XXXI Jatim

Ekonomi · 3 Agu 2023 18:34 WIB

Dua Pekan Jelang Dirgahayu, Penjual Aksesoris Agustusan Masih Lesu


					SEPI: Salah satu oenjual bendera merah putih di Jl. Brigjen Katamso Lumajang. (foto: Asmadi) Perbesar

SEPI: Salah satu oenjual bendera merah putih di Jl. Brigjen Katamso Lumajang. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI, menjadi moment sakral yang selalu dinanti. Selain meriah, moment ini juga membawa keuntungan bagi sejumlah warga yang menjual pernak-pernik agustusan.

Para pedagang pernak-pernik agustusan, seperti bendera, umbul-umbul hingga tiang bambu mulai menjamur. Tak terkecuali di Kabupaten Lumajang.

Di sepanjang ruas Jalan Brigjen Katamso, Kecamatan Lumajang, penjual umbul-umbul dan bendera merah putih sudah bermunculan sejak akhir Juli lalu. Rata-rata, mereka bukan warga asli kota pisang.

Salah satunya Dendik (31), penjual aksesoris kemerdekaan, yang jauh-jauh datang dari Garut Jawa Barat, sejak 2 pekan lalu. Dendik mengaku, sudah 7 tahun berturut-turut ini ia jualan pernak-pernik kebutuhan agustusan di Lumajang.

Pernak pernik yang dijualnya cukup beragam. Mulai dari bendera yang dijual Rp25 ribu per lembar hingga umbul-umbul, yang dijual seharga Rp50 ribu per lembar.

Namun, kata Dendik, penjualan hari ini tidak sebagus saat Pandemi Covid-19 lalu. Pada masa pandemi, omset penjualan cukup tinggi bahkan ia sampai kehabisan barang.

“Kalau diliat dari hari ke hari, paling banyak itu ya laku 11 lembar bendera, beda dengan tahun sebelumnya. Dulu itu sehari bisa laku sampai 40 bendera,” ujar Dendik, Kamis (3/8/2023).

Menurutnya, penjualan bendera relatif sepi lantaran banyak warga membeli aksesoris agustusan lewat media sosial. Alhasil, ia hanya mengandalkan penjualan kepada perorangan untuk kebutuhan kantor atau rumah.

“Harapan saya, ya semoga nanti pas mendekati perayaan karnaval dagangan saya ini bisa laku banyak, semoga saat pulang nanti bisa membawa hasil untuk keluarga,” harapnya. (*)

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 75 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Innalillahi! HM. Buchori, Eks Wali Kota Probolinggo Dua Periode Meninggal Dunia

15 September 2025 - 15:04 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Terganjal Aturan, Pasien ‘Celebral Palsy’ di Kota Probolinggo Tidak Lagi Menerima Layanan Fisioterapi

13 September 2025 - 20:09 WIB

Aktivitas Paralayang di Kawasan Bromo Viral, TNBTS Tegaskan Dilarang, Hormati Kesucian Adat Tengger

13 September 2025 - 15:18 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Jember: Waspadai Potensi Banjir dan Longsor Hingga 17 September

11 September 2025 - 20:31 WIB

Ada Dugaan Penculikan Anak di Kota Probolinggo, Polisi Minta Warga Tidak Panik

10 September 2025 - 19:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Kekeringan Meluas, BPBD Kabupaten Probolinggo Petakan Daerah Rawan Krisis Air Bersih

9 September 2025 - 15:30 WIB

Trending di Sosial