Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Kesehatan · 8 Mar 2023 17:44 WIB

Dua Pasien Leptospirosis di Kab. Probolinggo Meninggal Dunia


					Kantor Dinkes Kabupaten Probolinggo Perbesar

Kantor Dinkes Kabupaten Probolinggo

Probolinggo – Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi penyakit.

Salah satu hewan yang tergolong sebagai perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus. Di Kabupaten Probolinggo, kasus ini sudah terjadi.

Penyakit tersebut, saat ini sedang menjadi atensi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pasalnya sepanjang tahun ini sudah ada 249 kasus, sembilan di antaranya meninggal dunia. Bahkan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sampai mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan Leptospirosis.

Begitu halnya dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo. Sepanjang 2023 ini sudah ada tiga pasien yang menderita leptospirosis. Bahkan dua di antaranya meninggal dunia.

Sekretaris Dinkes Kabupaten Probolinggo Mudjoko mengatakan, dengan adanya kasus, penting untuk meningkatkan proses deteksi dini yang dilakukan. Agar penyakit ini bisa terkendali.

“Kasus-kasus Lepto (Leptospirosis) jika kita ikuti, gejala-gejala awal ini sudah ada, greges panas. Kalau sudah punya gejala ini segera periksa, biar dapat dilakukan pemeriksaan lebih detail,” katanya, Rabu (8/3/2023).

Dengan deteksi tersebut, penanganan dapat betul-betul dilakukan. Sehingga kasus yang sampai menyebabkan pasien meninggal dunia, dapat diantisipasi.

“Apabila itu dilakukan, eksekusinya betul-betul pas. Yang tejadi (pasien meninggal, Red.) itu karena sudah terlambat, sudah 4-5 hari baru terdeteksi. Oleh sebabnya perlu ada dukungan dari warga, apabila ada gejala cepat melakukan pemeriksaan. Jangan menganggap biasa, kadang ada yang menganggap ini kasus biasa, pilek biasa. Akhirnya lambat,” paparnya.

Tak kalah penting, Mujoko juga menyebut, dalam proses pengendalian kasus leptospirosis, juga perlu memperhatikan lingkungan agar aman dari tikus. Hal ini menurutnya tidak dapat dilakukan hanya oleh pihak Dinkes. Perlu dukungan dari seluruh elemen masyarakat.

“Pengendalian pada tikusnya ini tak kalah penting. Tapi bukan tikus curut itu. Melainkan tikus yang bulunya jenggrak-jenggrak. Sebab tidak semua tikus dapat mengandung Lepto,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Pegendalian dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Utamanya menjaga kebersihan tempat-tempat yang dapat menjadi sarang tikus.

“Dari hal sepele sebenarnya. Ada makanan di rumah, kemudian dikencingi tikus, tetapi orangnya tidak tahu. Kemudian dimakan. Itu sudah bisa terkena Leptospirosis. Kalau penyebaran dari manusia ke sesama manusianya belum ditemukan,” jelasnya.

Di Kabupaten Probolinggo sendiri wabah ini sempat menjadi endemis pada 2021. Di mana dari Januari-Maret 2021, enam kasus yang ditemukan, keenamnya berujung meninggal.

“Di Dringu itu endemis, sebab saat itu banjir. tikus banyak keluar ke permukiman warga. Sehingga, menjadi endemis. Untuk data Leptospirosis tahun 2022 lalu, ditemukan 16 kasus dengan lima meninggal dunia,” katanya. (*)

 

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Covid-19 Kembali Mengintai, Dinkes Jember Minta Warga Tidak Panik

12 Juni 2025 - 18:01 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Klinik NU Jember Akhirnya Resmi Dibuka

5 Juni 2025 - 18:15 WIB

Bunda Indah: Masker Tetap Wajib, Antisipasi Covid-19 dan Polusi Udara di Lumajang

5 Juni 2025 - 15:40 WIB

Isu Merebak di Jember, BPJS Kesehatan Tolak Biayai Pasien DBD

29 Mei 2025 - 20:47 WIB

Pemkab Jember Waspadai Lonjakan Covid-19 di Asia, Skrining Ditingkatkan

23 Mei 2025 - 20:18 WIB

Empat Bulan, 163 Warga Kota Probolinggo Terjangkit TBC

20 Mei 2025 - 16:58 WIB

Cegah PMK, Ternak yang Bakal Masuk Probolinggo Divaksin Massal

17 Mei 2025 - 08:18 WIB

Kisah Haru Siti Aminah, Balita 3 Tahun di Lumajang, Berjuang Melawan Penyakit Berat

7 Mei 2025 - 20:13 WIB

Trending di Kesehatan