Menu

Mode Gelap
Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas

Kesehatan · 8 Mar 2023 17:44 WIB

Dua Pasien Leptospirosis di Kab. Probolinggo Meninggal Dunia


					Kantor Dinkes Kabupaten Probolinggo Perbesar

Kantor Dinkes Kabupaten Probolinggo

Probolinggo – Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi penyakit.

Salah satu hewan yang tergolong sebagai perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus. Di Kabupaten Probolinggo, kasus ini sudah terjadi.

Penyakit tersebut, saat ini sedang menjadi atensi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pasalnya sepanjang tahun ini sudah ada 249 kasus, sembilan di antaranya meninggal dunia. Bahkan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sampai mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan Leptospirosis.

Begitu halnya dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo. Sepanjang 2023 ini sudah ada tiga pasien yang menderita leptospirosis. Bahkan dua di antaranya meninggal dunia.

Sekretaris Dinkes Kabupaten Probolinggo Mudjoko mengatakan, dengan adanya kasus, penting untuk meningkatkan proses deteksi dini yang dilakukan. Agar penyakit ini bisa terkendali.

“Kasus-kasus Lepto (Leptospirosis) jika kita ikuti, gejala-gejala awal ini sudah ada, greges panas. Kalau sudah punya gejala ini segera periksa, biar dapat dilakukan pemeriksaan lebih detail,” katanya, Rabu (8/3/2023).

Dengan deteksi tersebut, penanganan dapat betul-betul dilakukan. Sehingga kasus yang sampai menyebabkan pasien meninggal dunia, dapat diantisipasi.

“Apabila itu dilakukan, eksekusinya betul-betul pas. Yang tejadi (pasien meninggal, Red.) itu karena sudah terlambat, sudah 4-5 hari baru terdeteksi. Oleh sebabnya perlu ada dukungan dari warga, apabila ada gejala cepat melakukan pemeriksaan. Jangan menganggap biasa, kadang ada yang menganggap ini kasus biasa, pilek biasa. Akhirnya lambat,” paparnya.

Tak kalah penting, Mujoko juga menyebut, dalam proses pengendalian kasus leptospirosis, juga perlu memperhatikan lingkungan agar aman dari tikus. Hal ini menurutnya tidak dapat dilakukan hanya oleh pihak Dinkes. Perlu dukungan dari seluruh elemen masyarakat.

“Pengendalian pada tikusnya ini tak kalah penting. Tapi bukan tikus curut itu. Melainkan tikus yang bulunya jenggrak-jenggrak. Sebab tidak semua tikus dapat mengandung Lepto,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Pegendalian dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Utamanya menjaga kebersihan tempat-tempat yang dapat menjadi sarang tikus.

“Dari hal sepele sebenarnya. Ada makanan di rumah, kemudian dikencingi tikus, tetapi orangnya tidak tahu. Kemudian dimakan. Itu sudah bisa terkena Leptospirosis. Kalau penyebaran dari manusia ke sesama manusianya belum ditemukan,” jelasnya.

Di Kabupaten Probolinggo sendiri wabah ini sempat menjadi endemis pada 2021. Di mana dari Januari-Maret 2021, enam kasus yang ditemukan, keenamnya berujung meninggal.

“Di Dringu itu endemis, sebab saat itu banjir. tikus banyak keluar ke permukiman warga. Sehingga, menjadi endemis. Untuk data Leptospirosis tahun 2022 lalu, ditemukan 16 kasus dengan lima meninggal dunia,” katanya. (*)

 

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kasus Campak Melonjak di Jember, Pencegahan Terhambat Imunisasi

29 Agustus 2025 - 14:18 WIB

Sebanyak 1.320 Kasus TBC di Lumajang, Anak dan Usia Produktif Paling Rentan

12 Agustus 2025 - 14:42 WIB

RSUD Lumajang Ungkap Fakta Meningkatnya Kasus Gangguan THT

8 Agustus 2025 - 17:23 WIB

Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas

5 Agustus 2025 - 22:49 WIB

Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca

5 Agustus 2025 - 19:12 WIB

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Trending di Internasional