Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Pemerintahan · 7 Des 2022 20:14 WIB

Halaqah NU Bahas Hubungan Agmana-Negara, Begini Kata KH. Mutawakkil


					Halaqah NU Bahas Hubungan Agmana-Negara, Begini Kata KH. Mutawakkil Perbesar

Probolinggo,- Perbedaan pendapat terkait hubungan agama dengan negara sampai saat ini masih menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat mauoun para tokoh agama. Oleh karena itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’l (PBNU) mengkaji hal tersebut dalam halaqah fiqih di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kabupaten Probolinggo Rabu (7/12/2022).

Wakil Ketua Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, isu perbedaan pendapat hubungan antara agama dan negara hingga kini masih digulirkan sampai saat ini.

Kiai Mutawakkil juga mengatakan, berdasarkan fakta, isu perbedaan pendapat terkait hubungan agama dengan negara tidak hanya dibahas oleh sekelompok orang. Bahkan ada sekelompok muslim Indonesia yang juga ikut membahas hal tersebut.

“Sehingga PBNU melaksanakan halaqah tentang isu perbedaan agama dan negara ini, merupakan langkah yang tepat dan cerdas. Dan itu sebagai bukti bahwa perhatian ulama dan PBNU begitu besar terhadap bangsa ini,” jelasnya.

Lebih lanjut Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong itu menyebut, bahwa Pancasila merupakan falsafah negara dan bahkan dinyatakan harga mati. Namun, masih ada beberapa pihak yang menggulirkan hal tersebut sehingga menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat umum.

Kiai Mutawakkil mengatakan, sejatinya isu hubungan agama dan negara ini sudah ada di masa Bung Hatta dan Bung Karno. Pergulatan konflik tersebut terjadi saat kesepakatan dasar negara.

“Dari duru konflik ini sudah ada. Kita perlu untuk belajar dalam sejarah. Bagaimana para tokoh Islam, pahlawan dan sebagainya, mendukung dan membela kesatuan tanah air ini,” paparnya.

Kiai Mutawakkil berharap, dengan adanya halaqah ini, dapat menghasilkan pencerahan untuk bangsa dan negara. Sehingga kobaran isu itu bisa segera diredam dan diselesaikan semata-mata untuk kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Permasalahan agama dan negara itu sudah ada dari dulu sampek sekarang. Pasti bermuara dari dua kutub pemikiran ini. Sehingga dengan halaqah ini untuk memikirkan persoalan itu bisa tercerahkan,” pungkasnya.(*) 

 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen

16 Juni 2025 - 15:37 WIB

Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru

16 Juni 2025 - 14:23 WIB

Kolaborasi Warga – Pemerintah di Candipuro, Perbaiki Tiga Jalan Desa

15 Juni 2025 - 16:44 WIB

Dari Rp1 Juta ke Rp92 Juta, Pengelolaan Tumpak Sewu Baru Beres Setelah Bupati Lumajang Turun Tangan

15 Juni 2025 - 10:58 WIB

Segoro Topeng Kaliwungu 2025: Sinergi Budaya dan Ekonomi Kreatif Lumajang Siap Mengguncang Dunia

14 Juni 2025 - 19:27 WIB

Bupati Lumajang Siap Bertemu Investor di Jakarta untuk Bahas Pariwisata Kelas Dunia

13 Juni 2025 - 13:24 WIB

Lumajang Belum Punya Perda Tata Kelola dan Destinasi Wisata

13 Juni 2025 - 10:26 WIB

Pemkab Lumajang Tata Ulang Distribusi Pupuk lewat Pembentukan Koperasi Merah Putih

13 Juni 2025 - 09:40 WIB

Mimpi Bersama Wujudkan Sekolah Gratis di Lumajang, Tunggu Juknis dari Pemerintah Pusat

13 Juni 2025 - 09:00 WIB

Trending di Pemerintahan