Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Peristiwa · 3 Okt 2022 17:21 WIB

Cerita Ibu Korban Tragedi Kanjuruhan Asal Tutur Pasuruan, Meninggal Setelah Rayakan Ultah


					Cerita Ibu Korban Tragedi Kanjuruhan Asal Tutur Pasuruan, Meninggal Setelah Rayakan Ultah Perbesar

Pasuruan,- Sri Wahyuni (38), warga Desa Andonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, masih belum bisa menyembunyikan kesedihannya. Ia begitu terpukul setelah anaknya, Mohammad Riyan Faris Akbar (17), meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.

Iya tidak menyangka, anaknya yang sangat gemar sepakbola harus meregang nyawa pasca menonton duel lanjutan Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/22) malam.

Sri Wahyuni bercerita, sebelum tragedi Kanjuruhan, putranya baru saja merayakan ulang tahun yang ke 17. “Anak saya baru tiga hari berulang tahun ke 17,” kata Sri saat Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf yang datang melayat ke rumahnya, Senin (03/10/22).

Menurut Sri, ia sempat melarang anaknya pergi menonton sepak bola. Namun putranya meminta untuk memberikan ijin menonton untuk yang terakhir kalinya.

“Sempat saya larang, tapi tetap minta diijinkan untuk nonton dan berjanji kalau ini yang terakhir, tidak akan nonton lagi,” ungkapnya.

Sampai saat ini, Sri masih tidak menyangka jika anaknya akan meninggal secepat itu. Ternyata, pertemuan Sri dan anaknya yang meminta ijin menonton adalah pertemuan terakhir.

“Kalau firasat tidak ada dan tidak ada yang aneh atau bagaimana. Riyan seperti biasanya,” imbuh dia.

Sebagaimana diketahui, sebanyak delapan suporter Arema FC asal Kabupaten Pasuruan meninggal dunia dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.

Delapan suporter asal Kabupaten Pasuruan itu adalah Agus Riansyah Pratama Putra (20), warga Kelurahan/Kecamatan Purwosari; Muhammad Rian Akbar (17), warga Desa Andonosari, Kecamatan Tutur; dan Hendrik Gunawan (21), warga Dusun Sudimoro, Desa Pucangsari, Kecamatan Purwodadi.

Lalu Mohammad Andre, warga Dusun Kedanten Wetan, Desa Wonokoyo, Kecamatan Beji; Khusaini, warga Dusun Kedanten Wetan, Desa Wonokoyo, Kecamatan Beji; serta Pratiwi, warga Desa Sumberejo, Kecamatan Purwosari.

Kemudian, ada M Nizamudin (15), warga Desa Karangpandan, Kecamatan Rejoso; dan terakhir Hadi Nata, warga Dusun Mboto, Desa Segoropuro, Kecamatan Rejoso. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 36 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas

18 September 2025 - 18:34 WIB

Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

16 September 2025 - 13:21 WIB

Cidera Parah, 9 Korban Kecelakaan Bus di Jalur Bromo Dioperasi

15 September 2025 - 21:26 WIB

Takziah ke Rumah Duka Laka Bus Bromo, Gubernur Khofifah Janjikan Beasiswa

15 September 2025 - 20:48 WIB

Lengkapi Pemeriksaan, Giliran Korlantas Polri Olah TKP Laka Bus di Jalur Bromo

15 September 2025 - 14:04 WIB

Kapolres Probolinggo Jamin Penanganan Laka Bus di Jalur Bromo Maksimal

15 September 2025 - 11:57 WIB

Laka Maut di Jalur Bromo Tewaskan 8 Orang, ini Pengakuan Sopir Bus

14 September 2025 - 23:28 WIB

Tunggu Kedatangan Jenazah, Keluarga Korban Laka Maut Jalur Bromo Sesaki RS Bina Sehat Jember

14 September 2025 - 22:45 WIB

Delapan Orang Meninggal Pasca Laka Bus Wisata di Jalur Bromo, ini Identitasnya Korban

14 September 2025 - 22:33 WIB

Trending di Peristiwa