Lumajang,- Hujan deras di lereng Gunung Semeru sejak pukul 12.00 WIB, Sabtu (1/10/22), mengakibatkan debit sungai aliran lahar meningkat. Kondisi ini membuat endapan material erupsi semeru terkikis.
Tak terkecuali di aliran sungai di kawasan Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Akibat aliran lahar meningkat, Sesosok mayat ditemukan di aliran lahar, sekitar pukul 15.26 WIB.
Namun, jasad yang diduga merupakan korban erupsi Gunung Semeru ini hanya berupa tulang belulang. Selain itu, yang tersisa hanya pakaiannya saja.
Tulang belulang itu pertama kali ditemukan oleh warga yang menambang secara manual di kawasan aliran lahar semeru. Saat itu, warga penambanng sedang menggayunkan paculnya ke dasar sungai dan mendapati baju robek yang terkubur di dalam pasir.
Karena penasaran, para penambang kemudian melanjutkan penggaliannya secara hati-hati. Setelah dua kali cangkulan, mereka dikejutkan dengan tulang belulang yang terangkat cangkul mereka.
Salah satu penambang, Musleh mengatakan, pasca temuan itu ia kawan-kawannya langsung melapor ke aparat desa setempat. Setelah dilaporkan, pemerintah desa dan warga berdatangan ke lokasi.
Warga kemudian mengamati ciri-ciri jasad tersebut. Akhirnya diyakini jasad tersebut merupakan penambang pasir bernama Misto (42) warga Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
“Setelah melihat ciri-ciri bajunya, tak lain itu pasti Pak Misto, keluarga juga yakin bahwa itu jasad saudaranya,” kata Musleh.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Joko Sambang menyebut, jasad selanjutnya dievakuasi ke rumah duka untuk dikebumikan secara layak.
“Dengan ditemukannya kerangka dan tulang jenazah ini, total jenazah dan kerangka yang ditemukan berjumlah 71 orang,” papar Bambang. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainullah FT
