Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji Temuan Ladang Ganja di TNBTS Mencoreng Destinasi Wisata Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025

Ekonomi · 15 Agu 2022 17:55 WIB

Wabah PMK Melandai, Penjualan Sapi di Lumajang Tetap Sepi


					Wabah PMK Melandai, Penjualan Sapi di Lumajang Tetap Sepi Perbesar

Lumajang,- Sejak awal bulan Juli lalu, pasar hewan di Kelurahan Jogoturunan, Kecamatan/Kabupaten Lumajang sudah dibuka. Aktivitas para pedagang sapipun mulai berdatangan memadati pasar.

Rofi’i salah satu pedagang asal Desa Kerasak, Kecamatan Kedungjajang, Kabupaten Lumajang mengatakan, sejak awal dibukanya pasar hewan, ia sudah menjual sedikitnya 6 ekor sapi.

“Kalau pembeli dari petani masih sepi, biasanya dari luar wilayah Lumajang yang banyak membeli,” kata Rofi’i, Senin (15/8/2022).

Kondisi tersebut, menurut Rofi’i, membuatnya rugi. Sebab biaya angkut sapi dan biaya perawatan tidak sebanding dengan hasil yang didapat, meski pasar sudah tidak ditutup oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang.

Dikatakan Rofi’i, ia sudah pernah membeli sapi melalui online. Namun, transaksi lewat online justru membuatnya tambah merugi lantaran ia tidak bisa memprediksi kondisi sapi secara leluasa.

“Kalau jual beli lewat online, hanya di videonya saja terlihat besar. Setelah didatang ternyata tidak sesuai, bahkan saya selalu rugi kalau beli lewat video,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Pasar Hewan, Darsun menyampaikan, saat ini penjualan sapi memang mengalami penurunan drastis dibandingkan sebelum adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Saat ini, mengalami penurunan hingga 60 persen. Kalau sebelum PMK penjualan sapi bisa mencapai 700 ekor, kalau sekarang hanya 250-an tiap pasaran,” jelasnya.

Menurut Darsun, selain wabah PMK yang masih menghantui, tidak adanya pembeli dari luar kota membuat aktivitas jual beli sapi kian sepi. Padahal, sapi-sapi dari Lumajang biasanya menjadi rujukan pedagang luar, seperti Surabaya dan Gresik.

“Pembeli dari luar kota tidak ada, biasanya kebanyakan dari Surabaya, karena tidak ada jadi aktivitasnya juga sepi,” imbuhnya memungkasi. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Penderita TBC di Lumajang Menurun, Dinkes Lumajang Klaim Upaya Pencegahan Efektif

28 April 2025 - 14:47 WIB

Pasien dan Keluarga Keluhkan Pelayanan RSUD dr. Haryoto Lumajang

28 April 2025 - 12:33 WIB

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Tiga Bulan, Pemkot Probolinggo Vaksin 3 Ribu Ekor Sapi

18 April 2025 - 18:40 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Pemkab Jember Luncurkan UHC Prioritas, Seluruh Warga Kini Bisa Berobat Gratis

10 April 2025 - 22:31 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Trending di Ekonomi