Menu

Mode Gelap
Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan KAI Daop 9 Jember Tawarkan Sensasi Nikmati Keindahan Alam Diatas Kereta Didampingi Gus Haris, Gubernur Khofifah resmikan SMKN Sukapura di Probolinggo Pelaku Tabrak Lari Pelajar SMK di Pasuruan Ditangkap, Mengaku Takut Dimassa Haru Mardijah, Nenek Berusia 104 Tahun di Jember yang Bakal Naik Haji Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei

Ekonomi · 9 Agu 2022 16:48 WIB

Pedagang Bendera Musiman Menjamur, Raup Keuntungan hingga Rp3 Juta


					Pedagang Bendera Musiman Menjamur, Raup Keuntungan hingga Rp3 Juta Perbesar

Lumajang,- Menjelang puncak perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, berbagai pernak-pernik bendera merah putih di Kabupaten Lumajang, laris manis diserbu pembeli. Para pedagang musiman pun juga mulai bermunculan.

Herman adalah seorang penjual pernak-pernik bendera di Jalan Brigjen Katamso, Desa Tempokersan, Kecamatan/Kabupaten Lumajang mengatakan, tahun ini ia sengaja datang bersama tiga orang temannya dengan lokasi yang berbeda.

“Kalau benderanya sih, saya ambil di bos yang sama, cuman untuk lokasinya saya bedakan, agar pemasarannya tidak disini semua,” kata Herman, Selasa (9/8/2022).

Pria yang setiap harinya berprofesi sebagai petani ini mengaku sudah tiga kali datang ke Kabupaten Lumajang untuk berjualan bendera musiman. Bendera-bendera tersebut diambil dari pengrajin di Kabupaten Kediri.

Dalam sehari, lanjut Herman, dirinya bisa meraup omzet sekitar Rp 650.000 dengan total penjualan 30 hingga 50 bendera berbagai ukuran dan jenis yang berbeda.

“Kalau harga beda-beda. Dari ukuran kecil hingga yang besar, ada yang seharga Rp25 ribu sampai Rp 50 ribu,” ujarnya.

Bendera yang kerap dipasang oleh masyarakat, imbuhnya, rata-rata seharga Rp 25 ribu. Sedangkan untuk bendera jenis umbul-umbul, yang dipasang seharga Rp50 ribu.

Bahkan Herman mengaku, walau dirinya hanya pedagang musiman, namun dalam sekali penjualan ia bisa meraup untung bersih hingga Rp3 jutaan.

Menurutnya, ia melakoni usaha sampingan ini lantaran tidak memiliki resiko tinggi. Sebab, bendera ini ia ambil dari bosnya tanpa modal alias modal nekat saja.

“Saya kan jualnya bukan milik pribadi, melainkan barang orang. jadi kalau tidak habis, barang kita kembalikan lagi,” terangnya.

Sedangkan untuk kebutuhan yang lain, dirinya mengaku ditanggung oleh bos pemilik bendera. Hanya saja untuk kebutuhan pribadi seperti rokok dan makan, ia mamakai uang pribadi.

“Untuk kebutuhan seperti sewa kos dan uang transportasi sudah ditanggung pemilik barang. Kita cuma keluar uang untuk makan sama rokok,” pungkasnya.

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi