Menu

Mode Gelap
Menjelang Fajar, Maling Gasak Motor di Warung Kopi Giras Pasuruan Kemeriahan Batik In Motion 2025 Kota Probolinggo; Mengangkat Potensi, Kenalkan Batik Kanekrembang Pimpin Karang Taruna Lumajang, Dedi Marta Siap Sinergikan Peran Pemuda Banyak Orangtua Takut Anak Rewel, Capaian Imunisasi Campak di Lumajang Anjlok Pekerja Migran asal Ranuagung Meninggal di Malaysia, Pemkab Probolinggo Fasilitasi Pemulangan Jenazah Innalillahi! Mr. X Ditemukan Membusuk di Jalur Pendakian Gunung Arjuno

Ekonomi · 9 Agu 2022 16:48 WIB

Pedagang Bendera Musiman Menjamur, Raup Keuntungan hingga Rp3 Juta


					Pedagang Bendera Musiman Menjamur, Raup Keuntungan hingga Rp3 Juta Perbesar

Lumajang,- Menjelang puncak perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, berbagai pernak-pernik bendera merah putih di Kabupaten Lumajang, laris manis diserbu pembeli. Para pedagang musiman pun juga mulai bermunculan.

Herman adalah seorang penjual pernak-pernik bendera di Jalan Brigjen Katamso, Desa Tempokersan, Kecamatan/Kabupaten Lumajang mengatakan, tahun ini ia sengaja datang bersama tiga orang temannya dengan lokasi yang berbeda.

“Kalau benderanya sih, saya ambil di bos yang sama, cuman untuk lokasinya saya bedakan, agar pemasarannya tidak disini semua,” kata Herman, Selasa (9/8/2022).

Pria yang setiap harinya berprofesi sebagai petani ini mengaku sudah tiga kali datang ke Kabupaten Lumajang untuk berjualan bendera musiman. Bendera-bendera tersebut diambil dari pengrajin di Kabupaten Kediri.

Dalam sehari, lanjut Herman, dirinya bisa meraup omzet sekitar Rp 650.000 dengan total penjualan 30 hingga 50 bendera berbagai ukuran dan jenis yang berbeda.

“Kalau harga beda-beda. Dari ukuran kecil hingga yang besar, ada yang seharga Rp25 ribu sampai Rp 50 ribu,” ujarnya.

Bendera yang kerap dipasang oleh masyarakat, imbuhnya, rata-rata seharga Rp 25 ribu. Sedangkan untuk bendera jenis umbul-umbul, yang dipasang seharga Rp50 ribu.

Bahkan Herman mengaku, walau dirinya hanya pedagang musiman, namun dalam sekali penjualan ia bisa meraup untung bersih hingga Rp3 jutaan.

Menurutnya, ia melakoni usaha sampingan ini lantaran tidak memiliki resiko tinggi. Sebab, bendera ini ia ambil dari bosnya tanpa modal alias modal nekat saja.

“Saya kan jualnya bukan milik pribadi, melainkan barang orang. jadi kalau tidak habis, barang kita kembalikan lagi,” terangnya.

Sedangkan untuk kebutuhan yang lain, dirinya mengaku ditanggung oleh bos pemilik bendera. Hanya saja untuk kebutuhan pribadi seperti rokok dan makan, ia mamakai uang pribadi.

“Untuk kebutuhan seperti sewa kos dan uang transportasi sudah ditanggung pemilik barang. Kita cuma keluar uang untuk makan sama rokok,” pungkasnya.

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kreatif! Warga Kota Probolinggo Sulap Sayuran jadi Es Krim Favorit Bocil

20 September 2025 - 12:08 WIB

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Trending di Ekonomi