Menu

Mode Gelap
Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris Asyik! Pemkab Probolinggo Fasilitasi Kuliah Gratis plus Uang Saku di Unitomo Surabaya Dua Pekan, 1.320 Orang di Kabupaten Probolinggo Langsungkan Pernikahan Pria asal Tiris Dibacok Di Mayangan Probolinggo, Salah Sasaran? Toyota Avanza Warga Alassumur Kulon Probolinggo Terbakar, Kerugian Ratusan Juta Kakak-beradik Atlet Balap Motor asal Kota Probolinggo Sabet 2 Medali Porprov Jatim 2025

Ekonomi · 4 Jul 2022 16:58 WIB

Terimbas PMK, Omset Pedagang Daging dan Selep Daging Anjlok


					Terimbas PMK, Omset Pedagang Daging dan Selep Daging Anjlok Perbesar

Probolinggo – Mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) berimbas pada pembelian daging sapi di pasar. Beberapa penjual daging sapi di Pasar Dringu, Kabupaten Probolinggo mengaku, sejak mewabahnya PMK tingkat penjualan daging sapi menurun.

Salah satu penjual daging sapi, Erna mengaku, sejak mulai mewabahnya PMK, tingkat pembelian konsumen terhadap daging sapi mulai terlihat menurun. Sebelum PMK merebak, ia mampu menjual 40- 60 kilogram (kg) daging sapi per hari. Sekarang ia hanya bisa menjual 5 -10 kg.

“Terpengaruh sekali dengan wabah PMK ini, di mana banyak konsumen yang takut membeli daging sapi. Dan saat ini hanya pelanggan tetap saja yang membeli daging sapi, itu pun jumlahnya tidak banyak,” ujarnya, Senin (4/7/2022).

Erna menambahkan, biasanya pelanggan membeli 5 kg, namun. Saat PMK mewabah, pembelian pelanggan ini berkurang hanya 0,5 kg-1 kg daging. Selain itu, rata-rata pelanggan yang membeli daging sapinya yakni penjual bakso dan penjual cilot, di mana dagangan mereka juga terdampak.

“Meskipun harga daging saat ini mencapai Rp95 ribu per kilo, biasanya pukul 09.00, daging sapi dagangan saya habis. Namun hingga pukul 10.00, daging sapinya masih banyak. Hal tersebut tak lain karena pelanggan takut penyakit PMK itu menular ke manusia sehingga pembeli takut,” imbuhnya.

Selain pedagang daging sapi, adanya PMK ini berdampak kepada pengusaha selep daging di Pasar Dringu. Sugiaharto, pemilik selep daging mengaku, biasanya dalam sehari ia mampu menyelep daging sebanyak 1 kuintal daging. Namun sejak PMK ini, rata-rata per hari ia hanya bisa menyelep 50 kg daging sapi.

“Dengan penurunan jumlah daging yang saya selep, jika dirata-rata, omzet selep daging milik saya juga turun dari 80% menjadi 30%, tiap harinya. Hal ini tak lepas dari masyarakat yang takut akan PMK,” ujarnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi