Krejengan,- Perkembangan zaman membuat permainan tradisional berangsur punah. Anak-anak hingga menginjak remaja, lebih gemar menggunakan gadget sebagai sarana bermain maupun hiburan.
Namun di Desa Tanjungsari, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, sekelompok anak masih terlihat antusias bermain aneka permainan tradisional bersama sebayanya.
Ragam permainan yang dimainkan diantaranya Kelompen Batok, Uncal Sarung, Bakiak Panjang hingga Damparan. Mereka terlihat antusias bermain satu permainan ke permainan lainnya.
Ya, anak-anak pegiat permainan tradisional ini merupakan anggota komunitas Negeri Dolanan Anak Desa (Ndonesa). Komunitas ini dibentuk untuk menjaga dan merawat permainan tradisional dari kepunahan.
“Komunitas ini dibentuk untuk menjaga dan melestarikan permainan tradisional supaya tetap ada dan dikenal oleh anak-anak,” kata inisiator komunitas Ndonesa, Khoirul Umam.
Menyongsong Hari Anak Nasional pada 23 Juli mendatang, komunitas ini berencana safari ke sekolah-sekolah, khususnya tingkat dasar, yang tersebar di Kecamatan Krejengan.
“Hal itu untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada generasi bangsa agar tidak terjadi ketergantungan terhadap gadget atau handphone,” Umam menjelaskan.
Salah satu sekolah tingkat dasar yang telah bekerja sama dengan komunitas Ndonesa untuk menjaga dan melestarikan permainan tradisional adalah Madrasah Ibtida’iyah (MI) Mambaul Ulum di Desa Tanjung Sari.
“Sangat penting memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak didik. Apalagi di era digital seperti saat ini, dengan tujuan untuk menjalin kembali kebersamaan di antara mereka tanpa adanya embel-embel gadget,” ujar Kepala MI Mambaul Ulum, Farid Naser.
“Alhamdulillah anak-anak didik kami antusias mengikuti permainan ini dan saya melihat kegiatan ini sangat positif dan perlu dukungan pemerintah terutama dinas anak,” Farid menambahkan. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Zainul Hasan R