Menu

Mode Gelap
Belum Ditemukan, Keluarga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Berharap Korban Selamat Pendaki Muda Hilang Setelah Bertingkah Aneh, Ditemukan Lemas di Lereng Gunung Lemongan Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Siswa Ikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Perahu Rombongan Pemancing Terbalik di Perairan Lekok Pasuruan, Dua Orang Tewas, Tiga Masih Hilang Marak Begal, Curanwan, dan Curanmor: Gus Darwis: NU Lumajang Siap Turun ke Gelanggang Soal Sound Horeg, PCNU Lumajang Mengacu pada Keputusan Ulama

Gaya Hidup · 17 Jun 2022 16:48 WIB

Komunitas ‘Ndonesa’ Krejengan, Hidupkan Permainan Tradisional yang Tergerus Gadget


					TRADISIONAL: Sejumlah anak di Kecamatan Krejengan saat bermain permainan tradisional. (foto: Ainul Jannah) Perbesar

TRADISIONAL: Sejumlah anak di Kecamatan Krejengan saat bermain permainan tradisional. (foto: Ainul Jannah)

Krejengan,- Perkembangan zaman membuat permainan tradisional berangsur punah. Anak-anak hingga menginjak remaja, lebih gemar menggunakan gadget sebagai sarana bermain maupun hiburan.

Namun di Desa Tanjungsari, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, sekelompok anak masih terlihat antusias bermain aneka permainan tradisional bersama sebayanya.

Ragam permainan yang dimainkan diantaranya Kelompen Batok, Uncal Sarung, Bakiak Panjang hingga Damparan. Mereka terlihat antusias bermain satu permainan ke permainan lainnya.

Ya, anak-anak pegiat permainan tradisional ini merupakan anggota komunitas Negeri Dolanan Anak Desa (Ndonesa). Komunitas ini dibentuk untuk menjaga dan merawat permainan tradisional dari kepunahan.

“Komunitas ini dibentuk untuk menjaga dan melestarikan permainan tradisional supaya tetap ada dan dikenal oleh anak-anak,” kata inisiator komunitas Ndonesa, Khoirul Umam.

Menyongsong Hari Anak Nasional pada 23 Juli mendatang, komunitas ini berencana safari ke sekolah-sekolah, khususnya tingkat dasar, yang tersebar di Kecamatan Krejengan.

“Hal itu untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada generasi bangsa agar tidak terjadi ketergantungan terhadap gadget atau handphone,” Umam menjelaskan.

Salah satu sekolah tingkat dasar yang telah bekerja sama dengan komunitas Ndonesa untuk menjaga dan melestarikan permainan tradisional adalah Madrasah Ibtida’iyah (MI) Mambaul Ulum di Desa Tanjung Sari.

“Sangat penting memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak didik. Apalagi di era digital seperti saat ini, dengan tujuan untuk menjalin kembali kebersamaan di antara mereka tanpa adanya embel-embel gadget,” ujar Kepala MI Mambaul Ulum, Farid Naser.

“Alhamdulillah anak-anak didik kami antusias mengikuti permainan ini dan saya melihat kegiatan ini sangat positif dan perlu dukungan pemerintah terutama dinas anak,” Farid menambahkan. (*)

Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 25 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Uansut, Seni Menyesap Kopi yang Terlupakan

13 Juli 2025 - 13:38 WIB

Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji

2 Mei 2025 - 14:00 WIB

Momentum Lebaran, Perhiasan Emas Imitasi di Kota Probolinggo Diburu Warga

3 April 2025 - 18:17 WIB

Bisnis Menggiurkan! Budidaya Ikan Kerapu Keramba Menjamur di Pulau Gili Ketapang

15 Februari 2025 - 20:17 WIB

Bukan Pencitraan, Sebelum Nakhodai DPRD Lumajang, Hobinya Makan Bersama

30 Januari 2025 - 19:10 WIB

Kreatif! Warga Kanigaran Kota Probolinggo Sulap Anggur jadi Aneka Minuman Nikmat

14 Desember 2024 - 19:49 WIB

Xuping, Perhiasan Emas Imitasi yang Kini Digandrungi Warga Kota Probolinggo

26 Oktober 2024 - 12:37 WIB

Pangkas Rambut Tradisional di Kota Probolinggo Masih Bertahan Ditengah Gempuran Barbershop

8 Oktober 2024 - 18:25 WIB

Kreatif! Warga Ketapang Kota Probolinggo Sulap Galon Bekas jadi Hiasan Bunga Estetik

28 September 2024 - 15:55 WIB

Trending di Gaya Hidup