Menu

Mode Gelap
Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo Warga Kupang NTT Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel Jember, ini Dugaan Penyebabnya Infrastruktur Belum Siap, Lumajang Absen dari Peluncuran Serentak Sekolah Rakyat Belum Ditemukan, Keluarga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Berharap Korban Selamat Pendaki Muda Hilang Setelah Bertingkah Aneh, Ditemukan Lemas di Lereng Gunung Lemongan Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Siswa Ikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

Berita Pantura · 27 Jul 2021 19:25 WIB

Berkah Pandemi, Madu Laris Manis


					Berkah Pandemi, Madu Laris Manis Perbesar

NGULING,- Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, tak selalu mendatangkan kesusahan. Tak percaya, tanyakan saja ke sejumlah pebudidaya madu di Desa Nguling, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.

Pandemi justru mendatangkan berkah bagi pebudidaya madu di Desa Nguling. Pasalnya, selama pandemi permintaan madu terus meningkat, bahkan hingga kali lipat.

Biasanya dalam 1 bulan, 1 orang pebudidaya bisa menjual 5 kwintal madu. Namun saat ini, omset penjualan madu bisa mencapaiampai 1 ton hingga lebih.

Permintaan madu tidak hanya berasal dari wilayah Pasuruan saja, melainkan dari berbagai daerah di Jawa Timur hingga ke Bali. Tak heran jika penghasilan pebudidaya selama pandemi dalam mampu mencapai Rp15 juta dalam satu bulan.

“Alhamdulillah, selama pandemi ini penjualan madu sangat meningkat. Bisa dikatakan 150 persen meningkatnya ini,” terang salah seorang peternak madu di Desa Nguling, Rusidi, Selasa (27/7/21).

Menurut Rusidi, meningkatnya permintaan madu ini tak lepas dari daya konsumsi masyarakat yang juga meningkat. Rata-rata, warga mengkonsumsi madu untuk meningkatkan imun tubuh.

Meski begitu, Rusidi tidak menjual madu langsung ke konsumen. Ia menjualnya ke beberapa tengkulak yang sudah menjadi langgananya, tentunya dalam jumlah banyak.

“Untuk harga jualnya mulai dari Rp80 ribu hingga Rp90 ribu, tergantung kualitas dan jenis madu,” katanya menjelaskan.

Salah satu tengkulak madu, Muhammad Subhan mengakui, selama pandemi permintaan madu memang tinggi. Biasanya sebelum pandemi tengkulak membeli madu dalam satu minggu 3-5 kilo gram. Namun saat ini jumlah pembelian menjadi 20 kilo gram madu.

“Alhadulillah selama PPKM Darurat ini permintaan lebih dari biasanya mas. Basanya satu minggu 3 kilogram sampai 5 kilogram, tapi sekarang ini bisa 20 kilogram,” ungkap Subhan. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Sopir Bus Keluhkan Macet Parah di Klakah, Waktu Tempuh Bertambah Satu Jam Lebih

7 Juli 2025 - 18:45 WIB

Kedapatan Mencuri di Bus, Pria Asal Jember Diamankan Penumpang Bus di Pasuruan

23 Maret 2025 - 22:10 WIB

Tanaman Ganja Dilarang tapi Tumbuh Subur di Lumajang

23 Maret 2025 - 17:05 WIB

Penemuan Ribuan Koin Kuno di Pasuruan Segera Diteliti

28 Januari 2025 - 16:44 WIB

Target PAD Lumajang Melalui Pajak Sebesar Rp170 Miliar

3 Januari 2025 - 11:03 WIB

Pendapatan PBB-P2 Belum Maksimal, BPRD Lumajang Akan Grebeg Desa yang Capaiannya Rendah

2 Januari 2025 - 16:13 WIB

Antisipasi Lonjakan Penumpang saat Nataru, KAI Daop 9 Jember Operasikan Satu KA Tambahan

25 Desember 2024 - 13:27 WIB

Balos Tampilkan Karakteristik Batik Khas Lumajang

22 Desember 2024 - 15:50 WIB

Diguyur Hujan Deras, Gelora Merdeka Kraksaan Banjir

16 Desember 2024 - 18:19 WIB

Trending di Berita Pantura