Menu

Mode Gelap
Pupuk Teknologi Biochar Hasil Inovasi Pemuda Lumajang Raih Penghargaan Nasional Wamen: Dulu Instagram Saya Penuh Laporan Pungli Tumpak Sewu, Sekarang Sudah Beres Masuk KEN 2025, Lumajang Dapat Suntikan Dana Even dari Kemenparekraf Segoro Topeng Kaliwungu Masuk Karisma Event Nusantara 2025, Wakil Menteri Pariwisata Beri Apresiasi Tinggi Giliran Kick Boxing Sumbang Emas untuk Kontingen Kabupaten Probolinggo Polres Pasuruan Gerebek Pengedar Sabu di Gempol, Sita 16 Paket Barang Bukti

Pemerintahan · 13 Apr 2021 16:28 WIB

Besok, Penganut Aboge Jalani Puasa Pertama


					Besok, Penganut Aboge Jalani Puasa Pertama Perbesar

LECES,- Pemerintah telah menetapkan awal puasa bagi umat islam di Indonesia, jatuh pada Selasa (13/04/21). Meski demikian, ada sejumlah jamaah yang memiliki perhitungan berbeda dengan penetapan pemerintah.

Salah satunya, jamaah penganut islam Aboge atau Alif-Rebo-Wage (A-bo-ge). Jamaah ini menetapkan awal puasa atau 1 Ramadan 1442 H, pada Rabu (14/04/21). Perhitungn penganut aboge merujuk pada kitab mujarobat.

Tokoh islam Aboge di Kabupaten Probolinggo, Kyai Buri Mariyeh mengungkapkan, awal ramadan bagi jamaah aboge berdasarkan perhitungan ‘Dan – Nam – Ru’, dimana bulan syura jatuh pada hari jum’at. Jika ditambah 6 hari, maka puasa akan jatuh pada Rabu, 14 April.

“Jika dhitung dengan pedoman kitab mujarobat, maka puasa akan dimulai besok. berselisih satu hari dari dengan penetapan dari pemerintah,” ujar Kyai Buri Mariyeh.

Dengan demikian, maka, jelas Mariyeh, jamaah aboge hari ini masih makan dan minum seperti biasanya. Selain itu, ibadah khusus saat bulan ramadan, seperti salat tarawih, belum dilakukan.

“Hari ini masih makan dan minum seperti biasanya. Nanti malam baru salat tarawih untu menjalani puas besok,” urai Mariyeh saat ditemui di kediamannya di Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo.

Tidak hanya dalam menentukan awal ramadan, menurut Mariyeh, dalam penentuan 1 Syawal atau lebaran, jamaah aboge juga berpedoman pada kitab mujarobat. “Sehingga nanti lebaran kami berselisih satu hari dengan ketetapan pemerintah,” jelasnya.

Di Kabupaten Probolinggo, menurut Mariyeh, jamaah aboge tersebar di sejumlah kecamatan. Diantaranya Kecamatan Leces, Dringu dan Tegalsiwalan. “ Namun yang terbanyak, memang disini (Leces, red),” pungkasnya. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : Albafillah


 

Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ribuan Tenaga Honorer Tidak Lolos Seleksi PPPK, Anggota DPRD Kota Probolinggo ini Beri Solusi Begini

28 Juni 2025 - 19:11 WIB

Gus Fawait Blusukan di Kecamatan Silo, Janji Perjuangkan Pupuk untuk Petani Kopi

28 Juni 2025 - 16:39 WIB

Ngantor di Desa, Bupati Jember Salurkan Pompa Air bagi Petani

28 Juni 2025 - 13:30 WIB

Para Difabel di Kota Probolinggo Digerojok Bantuan Puluhan Juta, Dini Rahmania Beri Pesan Begini

27 Juni 2025 - 14:25 WIB

Percepat Perbaikan Jalan Rusak, Pemkab Probolinggo Ajukan Dana Hibah Rp47 M ke Kementerian PUPR

27 Juni 2025 - 13:50 WIB

Rumah dan Harapan Baru Mbah Buati, Perjuangan Lumajang Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem

27 Juni 2025 - 10:36 WIB

1.854 Pelamar PPPK Tahap II Tidak Lulus Seleksi, Wali Kota Probolinggo Janjikan Pengangkatan Paruh Waktu

26 Juni 2025 - 19:35 WIB

Pemkab Jember Perluas Layanan Wadul Gus’e untuk Akses Kesehatan

26 Juni 2025 - 18:07 WIB

GOR A. Yani Kota Probolinggo Dirancang jadi Sentra Kuliner, Libatkan 117 PKL

26 Juni 2025 - 17:45 WIB

Trending di Lingkungan