Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji Temuan Ladang Ganja di TNBTS Mencoreng Destinasi Wisata Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025

Wisata · 3 Jan 2021 13:49 WIB

Wisata Gili Ketapang Ditutup, Pelaku Wisata Alih Profesi


					Wisata Gili Ketapang Ditutup, Pelaku Wisata Alih Profesi Perbesar

SUMBERASIH-PANTURA7.com, Penutupan wisata Snorkeling Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih oleh Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, membuat pelaku wisata setempat menganggur. Agar dapur tetar mengepul, mereka pun alih profesi menjadi nelayan.

“Informasi penutupan kami terima secara tiba-tiba, jadi terpaksa harus ‘cancel’ bookingan tamu. Ini merupakan kerugian bagi kami sebagai pelaku wisata mengingat saat ini moment tahun baru,” ungkap salah satu operator Wisata Snorkeling Gili Ketapang, Mushonif Kamil, Minggu (3/1/2021).

Akibat penutupan tersebut, menurut Kamil, begitu sapaan akrabnya, pelaku wisata snorkeling memilih mencari penghasilan sementara dengan cara melaut. “Kebanyakan kembali melaut, karena kami sudah kehilangan pengunjung,” keluhnya.

Dikatakan Kamil, di Gili Ketapang terdapat sedikitnya 14 operator wisata snorkeling. Tiap operator menampung 6 hingga 15 orang pelaku wisata. Saat momentum libur hari besar seperti tahun baru, jumlah pengunjung bisa mencapai 1.000 orang per hari.

“Tapi mau gimana lagi, kan sudah ditutup. Meskipun hanya dua hari, tetapi kami banyak kehilangan tamu yang ingin berkunjung menikmati keindahan alam bawah laut Gili Ketapang,” urainya.

Hal senada disampaikan Operator Wsiata Snorkeling Gili Ketapang lainnya, Abdul Muis. Ia membernarkan bahwa mayoritas pelaku wisata yang merupakan warga setempat, sementara waktu alih profesi menjadi nelayan.

“Tiap operator itu minimal punya 4 anak buah atau pemandu dan bisa sampai 15 orang. Jadi meski hanya dua hari ditutup kami terpaksa melaut, karena setiap harinya sumber mata pencaharian kami dari wisata,” tutur dia.

Diketahui, Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo menutup sejumlah destinasi wisata, Jum’at (1/1/2021) lalu. Langkah itu untuk mencegah munculnya klaster baru penyebaran Covid-19, yakni klaster tempat wisata. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 52 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pura Senduro Berharap Dukungan Pemerintah Lumajang Tingkatkan Wisata Budaya

27 April 2025 - 10:23 WIB

Mengenal Sumber Mata Air Gayam, Destinasi Wisata Baru yang Dikunjungi Wali Kota Probolinggo

24 April 2025 - 21:00 WIB

Dispar Lumajang Enggan Sebut Besaran Tiket Bagi Wisman

9 April 2025 - 13:31 WIB

Ribuan Wisatawan Datangi Tumpak Sewu hingga Puncak B29 di Lumajang

8 April 2025 - 11:59 WIB

Takjubnya Ahmad Dhani saat Kunjungi Jembatan Kaca Bromo, Sebut ‘Prototipe’ Surga

7 April 2025 - 22:21 WIB

Lebaran Ketupat, Ribuan Warga Tumpah Ruah di Pantai Mbah Drajid Lumajang

7 April 2025 - 17:23 WIB

Wisata Kuliner Lebaran, Menyantap Bakso Kabut di Jember

5 April 2025 - 21:23 WIB

Gunung Bromo Disesaki Wisatawan, Polres Probolinggo Jamin Keamanan

5 April 2025 - 20:40 WIB

Meski Wisata Ranu Regulo Dibuka, Jalur Pendakian Gunung Semeru Tetap Ditutup

4 April 2025 - 21:19 WIB

Trending di Wisata