Menu

Mode Gelap
Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir Pemilik Kafe Magnolia Siap Buka Ruang Komunikasi Soal Lahan Parkir

Wisata · 3 Jan 2021 13:49 WIB

Wisata Gili Ketapang Ditutup, Pelaku Wisata Alih Profesi


					Wisata Gili Ketapang Ditutup, Pelaku Wisata Alih Profesi Perbesar

SUMBERASIH-PANTURA7.com, Penutupan wisata Snorkeling Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih oleh Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, membuat pelaku wisata setempat menganggur. Agar dapur tetar mengepul, mereka pun alih profesi menjadi nelayan.

“Informasi penutupan kami terima secara tiba-tiba, jadi terpaksa harus ‘cancel’ bookingan tamu. Ini merupakan kerugian bagi kami sebagai pelaku wisata mengingat saat ini moment tahun baru,” ungkap salah satu operator Wisata Snorkeling Gili Ketapang, Mushonif Kamil, Minggu (3/1/2021).

Akibat penutupan tersebut, menurut Kamil, begitu sapaan akrabnya, pelaku wisata snorkeling memilih mencari penghasilan sementara dengan cara melaut. “Kebanyakan kembali melaut, karena kami sudah kehilangan pengunjung,” keluhnya.

Dikatakan Kamil, di Gili Ketapang terdapat sedikitnya 14 operator wisata snorkeling. Tiap operator menampung 6 hingga 15 orang pelaku wisata. Saat momentum libur hari besar seperti tahun baru, jumlah pengunjung bisa mencapai 1.000 orang per hari.

“Tapi mau gimana lagi, kan sudah ditutup. Meskipun hanya dua hari, tetapi kami banyak kehilangan tamu yang ingin berkunjung menikmati keindahan alam bawah laut Gili Ketapang,” urainya.

Hal senada disampaikan Operator Wsiata Snorkeling Gili Ketapang lainnya, Abdul Muis. Ia membernarkan bahwa mayoritas pelaku wisata yang merupakan warga setempat, sementara waktu alih profesi menjadi nelayan.

“Tiap operator itu minimal punya 4 anak buah atau pemandu dan bisa sampai 15 orang. Jadi meski hanya dua hari ditutup kami terpaksa melaut, karena setiap harinya sumber mata pencaharian kami dari wisata,” tutur dia.

Diketahui, Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo menutup sejumlah destinasi wisata, Jum’at (1/1/2021) lalu. Langkah itu untuk mencegah munculnya klaster baru penyebaran Covid-19, yakni klaster tempat wisata. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 63 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ada Fenomena Embun Upas di Bromo, TNBTS Waspadai Potensi Kebakaran Hutan

29 Juli 2025 - 08:43 WIB

Seperti Tidur di Atas Salju, Cerita Pendaki yang Menyaksikan Ranu Kumbolo Membeku

27 Juli 2025 - 14:38 WIB

Fenomena Embun Upas di Gunung Bromo, Sajikan Eksotika bak Pegunungan Alpen

11 Juli 2025 - 08:49 WIB

Keamanan Pendaki Ditingkatkan, TNBTS Wajibkan Gelang RFID bagi Pendaki Gunung Semeru

6 Juli 2025 - 09:33 WIB

Wamen: Dulu Instagram Saya Penuh Laporan Pungli Tumpak Sewu, Sekarang Sudah Beres

29 Juni 2025 - 20:51 WIB

DPRD Desak Dinas Pariwisata Lumajang Segera Intervensi dan Perbaiki Manajemen Air Terjun Tumpak Sewu

22 Juni 2025 - 09:20 WIB

Tumpak Sewu: Satu Objek Wisata, Dua Tarif Masuk Berbeda

19 Juni 2025 - 13:30 WIB

Pengelolaan Pemandian Selokambang Lumajang Diduga Bocor

19 Juni 2025 - 12:16 WIB

Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi

18 Juni 2025 - 17:21 WIB

Trending di Pemerintahan