Menu

Mode Gelap
Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas

Lingkungan · 3 Nov 2020 12:34 WIB

BPBD Ingatkan Potensi Banjir dan Badai


					BPBD Ingatkan Potensi Banjir dan Badai Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Potensi banjir dan badai La Nina berpotensi terjadi Desember 2020 hingga Januari 2021 mendatang termasuk di Kota Probolinggo. Bahkan hujan diperkirakan baru berakhir Maret 2021.

“Perlu langkah preventif seperti masyarakat tidak membuang sampah sembarangan,” ujar Kepala Badan Penanungglan Bencana Daerah (BPBD) Kota Probolinggo, Sugito Prasetio, Selasa (3/11/2020).

Potensi banjir dan badai La Nina, kata Sugito, berdasarkan hasil penelitian yang dirilis Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Sugito menambahkan, memang di Kota Probolinggo potensi banjirnya kecil karena tidak ada saluran sungai utama. Sungai utama terdekat dari Kota Probolinggo terletak di “daerah tetangga”, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.

Banjir sesaat biasa terjadi di Kota Probolinggo karena saluran-saluran (drainase) di Kota Probolinggo tersumbat dan airnya meluber. Hal itu mengakibarkan genangan air, bahkan banjir.

“Pada hujan dengan intensitas tinggi, berkisar lima sampai enam jam, ada beberapa kelurahan yang berpotensi terjadi genangan air bahkan bisa banjir,” kata Sugito.

Seperti pada pekan lalu, kata Sugito, saat ada hujan deras sekitar lima jam, terjadi genangan air sekitar 50 Cm di sejumlah kelurahan seperti, Jati, Wiroborang, Tisnonegaran, Sukabumi dan Mayangan. Beruntung saat itu air laut sedang surut sehingga proses alirannya lancar.

Sehingga BPBD selalu mengimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan sekitar dan jangan sampai ada saluran air yang tersumbat oleh sampah.

“Apabila ada intensitas hujan tinggi dan saluran airnya lancar, maka kita masih bisa terbebas dari banjir dan genangan air,” pungkasnya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Trending di Lingkungan