Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Kesehatan · 21 Sep 2020 10:27 WIB

Ada Pasien Covid-19 Meninggal, Satu Dusun Lockdown


					Ada Pasien Covid-19 Meninggal, Satu Dusun Lockdown Perbesar

TONGAS-PANTURA7.com, Salah satu dusun di Desa Wringin Anom, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo di-isolasi Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 setempat. Kebijakan itu ditempuh setelah salah seorang warga terpapar Covid-19.

Lockdown dilakukan setelah warga melakukan kontak erat dengan si pasien, tepatnya saat mereka menggeruduk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tongas Kamis (17/9/2020) sore lalu. Saat itu, warga protes karena pasien tersebut dirawat ala protokol kesehatan.

Koordinator Keamanan dan Penegakan Hukum Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto menjelaskan, pasien tersebut mulanya dirawat di RS Wonolangan, Kecamatan Dringu lantaran rumah sakit rujukan Covid-19 penuh.

Sebelum dipindahkan, hasil rapid test pasien tersebut reaktif. Sehingga ketika dipindahkan, petugas medis RSUD Tongas menerapkan protokol Covid-19. Namun pihak keluarga dari pasien justru keberatan.

“Pasien maupun keluarganya menyatakan bahwa sakit yang dialaminya merupakan sakit tahunan. Meskipun ketika dirujuk dari RS Wonolangan dinyatakan reaktif sehingga mereka memaksa untuk kontak langsung dengan si pasien, ” kata Ugas, Senin (21/9/2020).

Upaya meyakinkan pihak keluarga, lanjut Ugas, dilakukan oleh Satgas Kecamatan Tongas. Namun, proses mediasi belum selesai, tiba-tiba sekelompok warga mendatangi RSUD Tongas untuk menjemput si pasien.

“Pihak keluarga sebenarnya sudah mengerti setelah dimediasi. Tapi sudah banyak warga datang menjemput pasien. Pasien dijemput ketika kondisinya kritis dan masih diinfus. Akhirnya, takdir Allah berkehendak lain, pagi hari pasien meninggal,” jelas Ugas.

Dari hasil swab atau tes usap yang keluar pasca pasien meninggal, sambungnya, diketahui bahwa pasien terpapar Covid-19. Hasil swab keluar malam hari atau beberapa jam setelah warga melakukan jemput paksa kepada si pasien.

“Pagi harinya satgas ke rumah duka untuk memberi pemahaman. Alhamdulillah pihak keluarga mengerti dan sanggup untuk lock down satu RT RW di Desa Wringin Anom termasuk juga tracking,” tuturnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Dokter Muter: Harapan Baru Warga Terpencil Dusun Bakah Lumajang

3 Juli 2025 - 18:28 WIB

Ancaman di Balik Genangan Air: Leptospirosis Mengintai Warga Lumajang

2 Juli 2025 - 16:04 WIB

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Covid-19 Kembali Mengintai, Dinkes Jember Minta Warga Tidak Panik

12 Juni 2025 - 18:01 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Klinik NU Jember Akhirnya Resmi Dibuka

5 Juni 2025 - 18:15 WIB

Trending di Kesehatan