Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri Dari Sejarah Ki Hajar Dewantara, Bupati Lumajang Dorong Revitalisasi Pendidikan untuk Tingkatkan SDM Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji Temuan Ladang Ganja di TNBTS Mencoreng Destinasi Wisata Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur

Nasional · 17 Agu 2020 05:58 WIB

Petani di Dringu; Gelar Upacara Bendera Meski Terjerat Pupuk Langka


					Petani di Dringu; Gelar Upacara Bendera Meski Terjerat Pupuk Langka Perbesar

DRINGU-PANTURA7.com, Upacara Kemerdekaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-75, digelar serentak di penjuru tanah air. Tak kercuali di wilayah Kabupaten Probolinggo

Bedanya, upacara sakral yang biasanya digelar di lapangan, kali ini dihelat di area persawahan. Para peserta upacara adalah para petani di Dusun Lajuk, Desa Ngepoh, Kecamatan Dringu.

Petani melakukan upacara bendera mengenakan pakaian yang biasa mereka pakai saat bercocok tanam, dilengkapi sabit, cangkul, dan alat pertanian lainnya. Karena masih pandemi, mereka mengenakan masker serta menerapkan protokol kesehatan.

“Ini merupakan bentuk luapan kegembiraan dan kecintaan dalam momentum 17 Agustus sebagai hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia,” kata Kepala Desa (Kades) Ngepoh, Sholehuddin, Senin (17/8/2020).

Sebagaimana upacara bendera pada umumnya, upacara ala petani ini pun berlangsung tak sampai satu jam. “Di dusun ini ada sekitar 300 kepala keluarga, mayoritas bekerja sebagai petani,” papar Sholehuddin.

Ia berharap, nasionalisme tinggi para petani di desanya berbanding lurus dengan hasil panen yang melimpah. Biasanya, para petani di kawasan itu menanam bawang merah, padi, jagung, hingga palawija.

“Kebanyakan warga disini bertani bawang merah. Sebagian kecilnya menanam jagung dan padi. Ya mudah-mudahan saja ada pelatihan atau bantuan bagi petani untuk bisa meningkatkan hasil produksi,” harap dia.

Salah seorang peserta upacara, Dedy Arifianto menyebut, upacara bendera di sawah bisa digelar karena semangat warga untuk merayakan kemerdekaan RI sangat tinggi. Hal itu berbanding terbalik dengan suasana hari para petani yang gundah memasuki masa tanam.

“Saat ini petani kesulitan untuk memperoleh pupuk subsidi. Bahkan untuk mendapatkan pupuk subsidi, harus dipaket dengan pupuk yang lain. Meski petani tidak butuh dengan paket pupuk itu, ya terpaksa kita beli,” cerita Dedy.

Tak hanya pupuk, stok pestisida menurut Dedy juga langka di pasaran. Ia menilai, keterbatasan dua komoditas pertanian ini memang sengaja dilakukan oleh oknum-oknum yang ingin mengeruk keuntungan berlipat.

“Tolonglah petani jangan dibikin susah karena pupuk dan pestisida merupakan salah faktor keberhasilan dalam bercocok tanam. Tolong pemerintah daerah segera melakukan tindakan untuk membantu petani,” tandasnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Batik dan Bordir Lumajang Unjuk Pesona di Ajang Batik Bordir Aksesoris Fair 2025

1 Mei 2025 - 16:06 WIB

Tiga Terdakwa Ganja Divonis 20 Tahun Penjara

30 April 2025 - 09:46 WIB

Bromo Marathon Kembali Digelar pada September 2025, Ratusan Peserta Sudah Mendaftar

26 April 2025 - 16:21 WIB

AMSI Jatim Gelar Rakerwil, Bahas Inovasi Bisnis Media dan Keamanan Serangan Siber

24 April 2025 - 12:08 WIB

Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Gus Hilman Dicurhati soal Infrastruktur hingga Pelajar Putus Sekolah

21 April 2025 - 19:17 WIB

Kebijakan soal Pajak ‘Dikuliti’, Gubernur Khofifah Beberkan Prinsip Keadilan Fiskal

19 April 2025 - 16:29 WIB

Lahan untuk Program 3 Juta Rumah di Lumajang Belum Terpetakan

14 April 2025 - 14:03 WIB

Berpacu dengan Waktu, Pemkot Probolinggo Targetkan Gelar Sekolah Rakyat Tahun ini

8 April 2025 - 18:47 WIB

Takjubnya Ahmad Dhani saat Kunjungi Jembatan Kaca Bromo, Sebut ‘Prototipe’ Surga

7 April 2025 - 22:21 WIB

Trending di Nasional