Menu

Mode Gelap
Demi Kedaulatan dan Kepentingan Rakyat, PKB Dukung RUU Pengelolaan Ruang Udara Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

Ekonomi · 11 Jul 2020 10:39 WIB

Pandemi Covid-19, Harga Garam Justru Meroket


					Pandemi Covid-19, Harga Garam Justru Meroket Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) tak membuat petani garam di Kabupaten Probolinggo stop produksi. Sebaliknya, mereka tetap bekerja seperti biasa, sehingga distribusi komoditas bumbu dapur itu tetap tersedia.

Ketua Kelompok Petambak Garam Kalibuntu Sejahtera Suparyono menjelaskan, produksi garam semasa musim kemarau cukup baik. Bahkan, tidak hanya dijual ke pasar lokal, garam juga didistribusikan ke pasar luar daerah mulai dari Papua hingga ke Bali.

“Pengiriman tetap lancar, tidak terganggu sama sekali meskipun sedang pandemi virus korona. Harganya sekarang juga normal, bahkan naik ketika sudah dikirim ke luar pulau, seperti Papua dan Bali,” kata Suparyono, Sabtu (11/7/2020).

Meski tak ‘tersentuh’ pandemi dan harga garam naik, namun petani dibenturkan dengan minimnya hasil produksi. Sebab, proses kristalisasi garam tidak maksimal lantaran cuaca saat ini tidak terlalu baik, dimana terik matahari tidak maksimal.

“Produksinya sekarang agak terganggu, tetapi bukan karena pandemi, namun karena faktor cuaca,” jelas dia saat dikonfirmasi via jaringan seluler.

Harga garam ditingkat petani, sambungnya, saat ini terbilang tinggi. Saat garam dikirim keluar daerah, harga jualnya kisaran Rp 700-800 per kilogram, sementara di Kabupaten Probolinggo harga jual dipatok Rp 400-450 per kilogram.

“Memang wajar harga garam disini tidak sampai Rp 500 per kilogram. Beda jika dikirim ke luar daerah, harga jualnya bisa mencapai Rp 800 per kilogram. Sekali kirim, biasanya 20 sampai 30 ton,” ulas Suparyono. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 22 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Trending di Ekonomi