Menu

Mode Gelap
Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan KAI Daop 9 Jember Tawarkan Sensasi Nikmati Keindahan Alam Diatas Kereta Didampingi Gus Haris, Gubernur Khofifah resmikan SMKN Sukapura di Probolinggo Pelaku Tabrak Lari Pelajar SMK di Pasuruan Ditangkap, Mengaku Takut Dimassa Haru Mardijah, Nenek Berusia 104 Tahun di Jember yang Bakal Naik Haji Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei

Kesehatan · 19 Jun 2020 15:24 WIB

Rapid Test Reaktif, Ratusan Karyawan Pabrik Ikan Diisolasi


					Rapid Test Reaktif, Ratusan Karyawan Pabrik Ikan Diisolasi Perbesar

BANGIL-PANTURA7.com, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan, mengisolasi 261 karyawan pabrik ikan, yang dinyatakan reaktif Covid-19. Mereka diisolasi di sejumlah hotel di kawasan Puncak Tretes, Kecamatan Prigen.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan, Anang Saiful Wijaya mengatakan, jumlah tersebut merupakan karyawan yang berasal dari wilayah Kabupaten Pasuruan. Setelah dirapid test pekan lalu, hasilnya adalah reaktif (positif rapid).

“Kita prioritaskan dulu untuk karyawan yang berasal dari Kabupaten Pasuruan. Hari ini, 261 karyawan ini sudah diisolasi di beberapa hotel di kawasan Prigen,” terang Anang, Jumat (19/6/2020).

Menurut Anang, dari 261 karyawan yang akan diswab, 172 orang akan diprioritaskan. Sebab dari jumlah tersebut, ada 12 orang yang memiliki keluhan atau gejala sakit, serta 160 orang berusia diatas 45 tahun namun tanpa keluhan.

“Dari hasil rapid massal yang sudah dilaksanakan, ada 12 orang yang memiliki keluhan. Dari 12 orang tersebut, 9 orang berusia di atas 45 tahun, sisanya di bawahnya,” lugas dia.

Ia menambahkan, ratusan karyawan itu diberangkatkan dengan beberapa bus dari lokasi pabrik menuju hotel, pada Kamis (18/6) malam. “Jumlah hotel yang disediakan untuk isolasi sekitar 4 sampai 5 hotel,” paparnya.

Meski berpotensi menjadi klaster baru penyebaran Covid-19, namun tutur Anang, pabrik masih bisa berproduksi. Sebab ada 1400 karyawan yang dinyatakan sehat dan saat mengikuti rapid test, hasilnya non reaktif.

“Pihak pabrik kooperatif. Meskipun banyak karyawan yang menjalani isolasi mandiri atau dirawat di RS, semuanya tetap digaji. Haknya diberikan sebagaimana mestinya,” tandas Anang. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 2 kali

Baca Lainnya

Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh

2 Mei 2025 - 19:10 WIB

Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

2 Mei 2025 - 16:57 WIB

Dari Sejarah Ki Hajar Dewantara, Bupati Lumajang Dorong Revitalisasi Pendidikan untuk Tingkatkan SDM

2 Mei 2025 - 16:04 WIB

Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK

1 Mei 2025 - 20:07 WIB

Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur

1 Mei 2025 - 19:37 WIB

Komisi A DPRD Lumajang Apresiasi Kinerja Damkar, Dorong Peningkatan Sarana dan Prasarana

30 April 2025 - 10:21 WIB

DPRD Lumajang Gelar Uji Publik Raperda Fasilitasi Pengembangan Pesantren

30 April 2025 - 09:17 WIB

Hanya Dijatah Anggaran Rp 150 juta Setahun, MUI Probolinggo Protes

30 April 2025 - 03:53 WIB

Tujuh Formasi CPNS di Lumajang Belum Terisi, Pemkab Lumajang Tetap Fokus Kualitas Pelayanan

28 April 2025 - 17:51 WIB

Trending di Pemerintahan