Menu

Mode Gelap
Masih Bingung Tiket Kereta Api untuk Anak? Begini Aturannya Buron Kejari Lumajang Dibekuk Polisi di Maluku karena Kasus Narkotika Miris! SDN Warujinggo 2 Probolinggo 2 Tahun Gagal Dapatkan Siswa Baru Tajemtra 2025 Segera Digelar, Targetkan 17 Ribu Peserta dengan Hadiah Rp100 Juta Perempuan Kurir Pil Koplo di Lumajang Terkait Jaringan Narkoba dari Balik Penjara Residivis ini Bawa Kabur Motor saat Pemiliknya Teler, Kini Dibui Polisi

Gaya Hidup · 4 Jun 2020 12:59 WIB

Pandemi Covid-19, Rongsokan Susah Dicari, Harga Turun


					Pandemi Covid-19, Rongsokan Susah Dicari, Harga Turun Perbesar

MAYANGAN-PANTURA7.com. Virus Corona (Covid-19) berdampak kepada semua kalangan masyarakat, tak terkecuali para pemulung di Kota Probolinggo. Mereka mengaku saat pandemi Covid-19 ini, selain sulit mencari barang bekas (rongsokan), harganya pun turun di tingkat pengepul.

Tetapi mereka tetap menekuni “profesi” yang selama ini dijalani demi mendapatkan sesuap nasi. Mereka keluar-masuk permukiman demi mendapatkan barang bekas yang masih bisa dijual.

Usai hari lebaran, mereka mengaku, agak terbantu lantaran banyak masyarakat yang memberikan bantuan dalam bentuk uang maupun sembako. “Manusia karung”, predikat lain pemulung masih banyak dijumpai di sudut-sudut Kota Bayuangga.

Salah satunya, Suminah (57) yang tengah mencari rongsokan di tepi jalan. Sesekali pandangan matanya ke arah lalu-lalang kendaraan yang melintas.

“Sehabis beduk biasanya saya pulang buat nimbang semua barang yang didapat hari ini,” katanya, Kamis (4/6/2020).

Sejak pagi ia sudah berkeliling mencari barang rongsokan seperti karton (kardus) bekas hingga botol plastik. Namun rupanya tak banyak yang ia dapatkan.

“Sulit sekarang cari barang bekas. Paling sehari dapat 5-10 kilogram. Itu juga kadang warga sini ada yang ke sini ngasih barang rogsoknya kepada saya. Walaupun ndak mesti setiap hari ada,” terang perempuan yang sudah enam tahun tinggal di Kota Probolinggo ini.

Bukan hanya itu yang dikeluhkannya. Harga jual barang bekas seperti karton di pengepul juga turun drastis dibandingkan biasanya. Sebelum pandemi Covid-19, ia bisa menjual sampai Rp2.000 per kilogramnya.

“Sekarang Rp1.000 per kilogramnya. Kalau sehari dapat 10 kilop ya paling dapatnya Rp10.000. Itu hasil seharian ngumpulin. Padahal sebelum ini harganya bisa sampai Rp2.000 per kilo. Ndak tahu kenapa hargane turun,” katanya.

Suminah merasa gundah karena dengan pendapatan segitu, ia harus bisa mencukupi kebutuhannya. Namun, di saat bulan Ramadan lalu, setidaknya ia bisa bernapas lega karena ada uluran bantuan dari orang.

“Waktu Ramadhan lalu banyak yang ngasih uang, kalau ndak beras. Bisa sedikit terbantu. Jadi agak sedikit untuk membeli kebutuhan lainnya,” ucapnya.

Ditanya soal pulang kampung, Suminah pasrah tak bisa pulang untuk bertemu keluarga di kampung halamannya. “Ya pengennya pulang, tapi katanya ndak boleh dulu, ya udah pasrah aja,” terangnya.

Pemulung lainnya, Harto juga mengalami kesulitan untuk barang bekas. Pandemi Covid-19 menyebabkan beberapa akses jalan di perkampungan ditutup. Jika ada hanya botol plastik air mineral yang ditimbang kadang tak sampai sekilo. Padahal botol plastik yang dikumpulkannya tersebut bisa terjual.

“Hanya bisa pasrah. Mau bagaimana lagi, hanya mencari rongsokan yang saya bisa lakukan. Dapat berapa pun pasrah aja,” ujarnya.

Ia pun mengaku, dapat berkah selama bulan Ramadan lalu. “Ya kadang pas cari botol, ada orang yang ngasih sembako, terkadang ngasih uang. Banyak kalau pas bulan puasa lalu,” terangnya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Muhammad Rizal


Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dorong Peran Perempuan untuk Pembangunan Daerah, Kohati HMI Jember Luncurkan ‘PENA KOHATI’

16 Juli 2025 - 13:18 WIB

Sidak Jembatan dan Irigasi Rusak, DPRD Desak Pemkab Jember Segera Bertindak

15 Juli 2025 - 21:03 WIB

Ingin Pajak Kendaraan Anda Dihapus? Simak Syarat dan Prosesnya di Lumajang

15 Juli 2025 - 20:00 WIB

Kapolres Probolinggo Tancap Gas usai Resmi Menjabat, Kini Sidak Ruang Tahanan

15 Juli 2025 - 16:24 WIB

Mesin Combine Kecil di Grati Lumajang Dibiarkan Mangkrak 10 Tahun

15 Juli 2025 - 13:23 WIB

Operasi Patuh Semeru Digelar, ini 8 Pelanggaran yang Jadi Target Kepolisian

14 Juli 2025 - 21:19 WIB

Marak Begal, Curanwan, dan Curanmor: Gus Darwis: NU Lumajang Siap Turun ke Gelanggang

14 Juli 2025 - 11:31 WIB

Soal Sound Horeg, PCNU Lumajang Mengacu pada Keputusan Ulama

14 Juli 2025 - 11:11 WIB

Ada Festival Cerutu di Jember, Diwarnai Gerojokan Bansos bagi 40 Ribu Buruh Tani

13 Juli 2025 - 18:55 WIB

Trending di Sosial