Menu

Mode Gelap
Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga Wow! Pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan Bakal Dibuatkan Rumah Dinas Seharga Rp10 Miliar

Kesehatan · 26 Mar 2020 08:06 WIB

Masker dan Hand Sanitizer Langka, Rutan Kraksaan Andalkan Desinfektan


					Masker dan Hand Sanitizer Langka, Rutan Kraksaan Andalkan Desinfektan Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Merebaknya virus corona atau Covid-19, membuat Rumah Tahanan (Rutan) kelas 2B di Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, kelabakan. Pasalnya, masker dan hand sanitizer yang akan diberikan kepada warga binaan maupun pengunjung sulit didapatkan.

Padahal, warga binaan di Rutan Kraksaan jumlahnya mencapai 453 orang. Alhasil, untuk mencegah penularan virus corona di kawasan di sekitar warga binaan, pihak rutan hanya mengandalkan cairan desinfektan.

Kepala Rutan Kelas 2B Kraksaan, Muhammad Kafi mengatakan, akibat kelangaan masker dan hand sanitizer, warga binaan terpaksa menggunakan cara sederhana untuk menjaga kesehatannya. Yaitu rutin menggunakan sabun yang disediakan Rutan.

“Total ada 453 warga binaan, dimana setiap kamar dihuni 60 sampai 70 orang. Kami masih belum mendapatkan hand sanitizer dan masker, meski sudah pesan dengan harga mahal, tapi belum dapat juga,” kata Kafi, Kamis (26/3/2020).

Langkah awal agar lingkungan dan warga binaan tetap bersih, sambung Kafi, pihaknya melakukan penyemprotan desinfektan di kamar-kamar para penghuni rutan. Penyemprotan dilakukan secara berkala oleh petugas.

“Jadi solusi awal ya, hanya menyemprotkan desinfektan saja di kamar warga binaan. Sebab masker ataupun hand sanitizer, kami tidak ada stok. Petugas saja, banyak yang tidak memakainya,” jelas dia.

Selain penyemprotan desinfektan, lanjut pria asal Pamekasan Madura ini, ikhtiyar batin juga dilakukan melalui doa. Langkah ini, imbuh dia, bukan berarti pihak rutan tidak mau mengindahkan aturan pemerintah.

“Sudah tidak ada lagi yang bisa kami lakukan. Makanya saya perintahkan setiap selesai sholat Maghrib, membaca istighosah bersama. Karena alat-alat kesehatan lain selain desinfektan, kami tidak ada,” tutur Kafi. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Demi Kedaulatan dan Kepentingan Rakyat, PKB Dukung RUU Pengelolaan Ruang Udara

18 September 2025 - 09:21 WIB

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Tak Hanya Belanja, Gubernur Khofifah Bagikan Sembako untuk Pedagang Pasar

17 September 2025 - 16:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Pemprov Jatim Gelar Pasar Murah di Jember, Harga Jual Sembako Dibawah HET

13 September 2025 - 20:44 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Bupati Probolinggo Ucapkan Selamat ke Menkeu, Berharap Sinergi Pusat dan Daerah untuk Infrastruktur Kian Kuat

9 September 2025 - 13:07 WIB

Trending di Nasional