Menu

Mode Gelap
Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

Pemerintahan · 3 Feb 2020 16:37 WIB

Tolak Kereta Gantung di Bromo, Surati Gubernur


					Eksotika alam Gunung Bromo dan kawasan tengger saat dilihat dari Bukit Penanjakan (dok) Perbesar

Eksotika alam Gunung Bromo dan kawasan tengger saat dilihat dari Bukit Penanjakan (dok)

SUKAPURA-PANTURA.7com, Rencana pembangunan kereta gantung di kawasan Gunung Bromo menuai penolakan. Penyedia Jasa Layanan Akomodasi dan Tranportasi Wisata (PATRA), melayangkan surat terbuka kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang isinya menolak rencana tersebut.

Ketua PATRA Sukapura, Moch. Solehan mengatakan, surat penolakan ia kirim hari ini, Senin (3/2/2020). Solehan menyebut, ada tiga hal yang menjadi alasan penyedia jasa keberatan dengan rencana pembangunan kereta gantung di kawasan Bromo.

“Pertama, pembangunan kereta gantung yang pasti akan mengganggu kawasan konservasi dan ekosistem di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,” kata Solehan.

Alasan kedua, sambungnya, kereta gantung akan berdampak pada pelaku jasa wisata di kawasan TNBTS yang jumlahnya mencapai ribuan orang. Para pelaku wisata, menurut Solehan, akan kehilangan penghasilan karena wisatawan akan berailih ke fasilitas tersebut.

“Ketiga, anggaran yang mencapai setengah trilliun akan lebih baik jika dialokasikan kepada penataan dan pengelolaan kawasan wisata. Termasuk melengkapi fasilitas yang ada, seperti ketersediaan air bersih, penambahan sarana toilet dan tempat ibadah,” jelasnya.

Selain itu, menurut Solehan, di kawasan Gunung Bromo minim fasilitas kesehatan seperti ambulan dan alat kelengkapan medis lainnya. “Seharusnya hal seperti itu diperhatikan demi kenyamanan pengunjung,” kecamnya.

Solehan menilai, pembangunan kereta gantung mendadak dan cenderung dipaksakan. Sebab, selama ini tidak ada uji publik atau diskusi yang melibatkan penyedia jasa maupun pemerintah setempat.

“Uji publik tidak ada, diskusi soal pembangunan ini juga tidak pernah dilakukan, dari tingkat terkecil seperti kecamatan, daerah hingga ke atasnya, gak ada sama sekali,” bebernya.

Solehan mencontohkan, selama ini pembangunan kereta gantung di tempat wisata justru gagal total. Dikatakannya, kereta gantung di negala lain sudah tidak di pakai, termasuk di Indonesia, seperti di Ijen.

“Tolong yang masih asri dan alami ini dipertahankan. Kami berharap, surat terbuka kepada Gubernur bisa menganulir rencana pembangunan kereta gantung di area Gunung Bromo,” harapnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 43 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan

2 Agustus 2025 - 05:41 WIB

Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

1 Agustus 2025 - 20:37 WIB

Gubernur Khofifah Tinjau Sekolah Rakyat Terpadu di Jember, ini Pesannya

31 Juli 2025 - 21:54 WIB

Gubernur Khofifah Sebut Gangguan Jalur Laut dan Darat Hambat Distribusi BBM ke Jember

31 Juli 2025 - 16:32 WIB

Warga Terjebak Banjir Lahar, Pemkab Lumajang Ajukan Normalisasi Sungai Regoyo

31 Juli 2025 - 14:50 WIB

Sekda Memasuki Masa Pensiun, Pemkot Probolinggo Segera Buka Seleksi Terbuka

29 Juli 2025 - 19:55 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Pembangunan Gedung Inspektorat Kota Probolinggo Kembali Dilanjutkan

29 Juli 2025 - 18:05 WIB

Antrean BBM di Lumajang Meningkat Drastis, Bupati Pastikan Stok Aman

29 Juli 2025 - 14:44 WIB

Dampak Kelangkaan BBM, Pemkab Jember Terapkan Belajar dan Kerja dari Rumah

29 Juli 2025 - 11:52 WIB

Trending di Pemerintahan