Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Pemerintahan · 3 Feb 2020 16:37 WIB

Tolak Kereta Gantung di Bromo, Surati Gubernur


					Eksotika alam Gunung Bromo dan kawasan tengger saat dilihat dari Bukit Penanjakan (dok) Perbesar

Eksotika alam Gunung Bromo dan kawasan tengger saat dilihat dari Bukit Penanjakan (dok)

SUKAPURA-PANTURA.7com, Rencana pembangunan kereta gantung di kawasan Gunung Bromo menuai penolakan. Penyedia Jasa Layanan Akomodasi dan Tranportasi Wisata (PATRA), melayangkan surat terbuka kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang isinya menolak rencana tersebut.

Ketua PATRA Sukapura, Moch. Solehan mengatakan, surat penolakan ia kirim hari ini, Senin (3/2/2020). Solehan menyebut, ada tiga hal yang menjadi alasan penyedia jasa keberatan dengan rencana pembangunan kereta gantung di kawasan Bromo.

“Pertama, pembangunan kereta gantung yang pasti akan mengganggu kawasan konservasi dan ekosistem di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,” kata Solehan.

Alasan kedua, sambungnya, kereta gantung akan berdampak pada pelaku jasa wisata di kawasan TNBTS yang jumlahnya mencapai ribuan orang. Para pelaku wisata, menurut Solehan, akan kehilangan penghasilan karena wisatawan akan berailih ke fasilitas tersebut.

“Ketiga, anggaran yang mencapai setengah trilliun akan lebih baik jika dialokasikan kepada penataan dan pengelolaan kawasan wisata. Termasuk melengkapi fasilitas yang ada, seperti ketersediaan air bersih, penambahan sarana toilet dan tempat ibadah,” jelasnya.

Selain itu, menurut Solehan, di kawasan Gunung Bromo minim fasilitas kesehatan seperti ambulan dan alat kelengkapan medis lainnya. “Seharusnya hal seperti itu diperhatikan demi kenyamanan pengunjung,” kecamnya.

Solehan menilai, pembangunan kereta gantung mendadak dan cenderung dipaksakan. Sebab, selama ini tidak ada uji publik atau diskusi yang melibatkan penyedia jasa maupun pemerintah setempat.

“Uji publik tidak ada, diskusi soal pembangunan ini juga tidak pernah dilakukan, dari tingkat terkecil seperti kecamatan, daerah hingga ke atasnya, gak ada sama sekali,” bebernya.

Solehan mencontohkan, selama ini pembangunan kereta gantung di tempat wisata justru gagal total. Dikatakannya, kereta gantung di negala lain sudah tidak di pakai, termasuk di Indonesia, seperti di Ijen.

“Tolong yang masih asri dan alami ini dipertahankan. Kami berharap, surat terbuka kepada Gubernur bisa menganulir rencana pembangunan kereta gantung di area Gunung Bromo,” harapnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK

1 Mei 2025 - 20:07 WIB

Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur

1 Mei 2025 - 19:37 WIB

Komisi A DPRD Lumajang Apresiasi Kinerja Damkar, Dorong Peningkatan Sarana dan Prasarana

30 April 2025 - 10:21 WIB

DPRD Lumajang Gelar Uji Publik Raperda Fasilitasi Pengembangan Pesantren

30 April 2025 - 09:17 WIB

Hanya Dijatah Anggaran Rp 150 juta Setahun, MUI Probolinggo Protes

30 April 2025 - 03:53 WIB

Tujuh Formasi CPNS di Lumajang Belum Terisi, Pemkab Lumajang Tetap Fokus Kualitas Pelayanan

28 April 2025 - 17:51 WIB

Dinsos Lumajang Habiskan Dana Rp5,113 Miliar untuk Pemenuhan Pelayanan Minimum

28 April 2025 - 13:30 WIB

Pemkab Lumajang Berupaya Tingkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintah Desa

27 April 2025 - 16:38 WIB

Pura Senduro Berharap Dukungan Pemerintah Lumajang Tingkatkan Wisata Budaya

27 April 2025 - 10:23 WIB

Trending di Wisata