Menu

Mode Gelap
Sidak Pembangunan Gedung Inspektorat, DPRD Kota Probolinggo Pesimis Pengerjaan Tepat Waktu Dana Sosialisasi Raperda DPRD Jember Bermasalah, Kejaksaan Sita Rekening Rekanan Tak Hanya Belanja, Gubernur Khofifah Bagikan Sembako untuk Pedagang Pasar Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan Upaya Pencurian Motor di Pasuruan Gagal, Pelaku Terluka Akibat Bondet Meledak Perjuangan Ahmad Musaddad, Qari Tunanetra Asal Jember yang Tampil Memukau di MTQ XXXI Jatim

Regional · 27 Jan 2020 16:08 WIB

Masuki Era Digital, PMII Ketinggalan Zaman


					Masuki Era Digital, PMII Ketinggalan Zaman Perbesar

MARON-PANTURA7.com, Ketua Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) Probolinggo, Badruz Zaman menilai PMII ketinggalan zaman. Memasuki era digital, PMII dianggap tak mampu melakukan transisi untuk mengembangkan kapasitas intelektual kader.

Menurut Badruz, satu hal yang membuat PMII terlindas zaman adalah materi pelatihan yang konservatif. Dikatakan Badruz, dari masa penerimaan anggota baru (Mapaba), pelatihan kader dasar (PKD) hingga pelatihan kader lanjut (PKL), materi dan metodologi pelatihan yang ditempakan merupakan paket warisan.

“PMII ketinggalan zaman, materi pelatihannya ketinggalan zaman. Organisasi lain ngomong tentang besok kita harus jadi apa, sementara PMII masih berencana untuk besok,” kata Badruz saat memberi arahan dalam pelantikan PC PMII Probolinggo di GOR Wijaya Maron, Senin (27/2/2020).

Metode pelatihan di PMII, menurut Badruz, harus dirubah mengingat tantangan saat ini sangat beragam. Selama ini Badruz menilai, pelatihan yang disuguhkan hanya mampu melahirkan kader yang berorientasi politik, bukan jiwa enterpreuner.

“Seharusnya PMII menciptakan kader-kader yang visioner. Jangan sampai sekelas ketua cabang, purna tugas justru bingung kemana dia harus pergi. Kalau sudah begini, pasti ada yang salah,” paparnya.

Badruz berharap, kedepan kader PMII tidak lagi terbuai dengan metode peningkatan kapasitas keilmuan yang sekedar gagah-gagahan. Dengan begitu, ulas dia, kader PMII mampu bersaing di era industri 4.0.

“Pelatihan harus dirubah, undang para ahli untuk membantu merancang metode pelatihan yang visioner,” pintanya. (*)


Editor :Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Sidak Pembangunan Gedung Inspektorat, DPRD Kota Probolinggo Pesimis Pengerjaan Tepat Waktu

17 September 2025 - 17:27 WIB

Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo

16 September 2025 - 18:51 WIB

Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat

16 September 2025 - 14:41 WIB

Pemandu Wisata Ilegal Diblacklist 5 Tahun dari TNBTS

16 September 2025 - 13:11 WIB

Rehabilitasi Alun-alun Lumajang Segera Dimulai, DLH Tunggu Terbitnya Jaminan Pelaksanaan

16 September 2025 - 12:35 WIB

Paralayang di Kawasan Bromo Dilarang, Pelanggar Terancam Sanksi Adat

15 September 2025 - 16:32 WIB

Era Baru Dimulai, Nun Hafid dan Kiai Wasik Pimpin NU Kraksaan

14 September 2025 - 23:02 WIB

AWS dan ARG, Dua Alat Pemantau Cuaca Andalan Baru BPBD Lumajang

14 September 2025 - 12:03 WIB

Jelang Konfercab NU Kraksaan, JIN: Regenerasi Pengurus jadi Kunci, Kembalikan Marwah NU

13 September 2025 - 12:17 WIB

Trending di Regional