PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Salah satu korban selamat dalam kecelakaan maut di jalan raya Desa Karang Geger, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Wiwik (30) sempat mendapat firasat aneh sebelum musibah nahas itu menimpa ia dan keluarganya.
Ia mengatakan, sepekan sebelum dirinya dan seluruh keluarganya berencana mengunjungi ayah kerabatnya, H. Samsi di Desa Soka’an, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, Alvian (8) anaknya bertingkah tidak seperti biasanya.
“Anak saya tingkahnya aneh, tiap hari minta macam-macam, mulai minta dibelikan mainan sampai minta dibelikan sepeda. Padahal hari-hari sebelumnya dia tidak seperti itu,” kata Wiwil saat ditemui di ruang Asoka H3 RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Minggu (24/3/2019).
Ketika anaknya meminta sesuatu yang bukam menjadi kebiasaannya, cerita Wiwik, hal tersebut sempat menjadi beban di fikirannya selama beberapa hari sebelum mengalami kejadian yang diluar prediksinya.
“Cuma heran saja ketika anak saya tidak seperti biasanya, lawong biasanya jarang minta apa-apa tapi satu minggu sebelum kejadian ini dia selalu minta dibelikan sesuatu yang baru,” ujarnya.
Keanehan lainnya, lanjut Wiwik, ketika sedang berada di dalam mobil, anak keduanya yang masih duduk di bangku kelas 2 SD itu rewel hingga mabuk perjalanan. Hal ini juga tidak seperti biasanya.
“Biasanya ketika naik mobil tidak pernah mabuk, ini tidak seperti biasanya. Sebelumnya tidak pernah anak saya ini mabuk, jangankan naik mobil, naik bus pun tidak pernah kayak gitu,” terang dia.
Wiwik juga menceritakan, sebelum kecelakaan terjadi, dirinya sempat meminta kepada H. Samsi (Sopir panther, red) untuk tidak terlalu terburu-buru. Alasannya, karena jalan yang dilintasi sudah dekat dengan tempat tujuannya.
“Karena sudah hampir masuk Kota Kraksaan, jadi saya bilang jangan terlalu buru-buru. Kebetulan saat itu saya ada di kursi belakang, tidak lama setelah itu baru kecelakaan dan saya sudah tidak ingat apa-apa lagi,” tutur Wiwik.
Dari kejadian itu, ia mengaku ada trauma membekas yang masih ia rasakan. Wiwik juga masih belum bisa melupakan kejadian nahas yang ia alami bersama keluarganya, terlebih anaknya juga menjadi korban.
“Untuk naik mobil lagi,.belum tahu berani apa tidak, tapi rasanya masih trauma mas. Masih diingat, apalagi dalam mobil juga ada anak saya,” ucap perempuan dengan dua anak ini kepada PANTURA7.com.
Sementara hal yang paling diingat olehnya saat kejadian berlangsung, yakni tangisan dari buah hatinya. Dengan tangan diinfus ia mengatakan, tubuhnya terbentur hebat sehingga ia langsung tak sadarkan diri.
“Sempat pingsan, saya dibangunkan suara tangisan anak saya. Sampai saat ini saya juga masih trauma mendengar anak saya nangis, langsung ingat waktu kejadian itu,” ucapnya lirih. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan