Menu

Mode Gelap
Sempat Terbakar, Hutan di Kawasan Gunung Arjuno Kini Padam, BPBD Masih Siaga Hindari Razia Polisi, Puluhan Motor Disembunyikan di Semak-semak Soal Koperasi Merah Putih, Ketua DPRD Lumajang: Ini Langkah Strategis Yang Membuka Peluang Luar Biasa Kurir Paket Tewas Tertabrak Truk di Jalur Pantura Nguling Potensi Hilang dari Pajak Pasir Rp16 Miliar, Bupati Lumajang Perketat Penjagaan di Pos Pajak MUI Desak Wali Kota Probolinggo Berani Perangi Miras, LGBT dan Sound Horeg

Ekonomi · 19 Agu 2018 03:02 WIB

Harga Anjlok, Petani Gudangkan Bawang Merah


					Harga Anjlok, Petani Gudangkan Bawang Merah Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Harga bawang merah yang anjlok saat panen raya, membuat petani bawang merah di Kabupaten Probolinggo menunda menjual hasil panennya. Mereka memilih menggudangkan bawang merah sembari menunggu harga komoditas pertanian itu kembali normal.

Siswanto, petani asal Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu, mengatakan anjlonya harga bawang merah sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Saat ini harga bawang merah besar (super) Rp 9.000/kilogram (kg), sedangkan bawang merah biasa (kecil) Rp 7.000/kg.

Sebelumnya, kata Siswanto, harga jual bawang merah bisa mencapai Rp 15-20 ribu/kg tergantung kualitasnya. “Yang kecil sekitar Rp 15 ribu, yang besar atau super Rp 20 ribu,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (19/8/2018).

Turunnya harga ini membuat petani enggan menjual semua hasil panen. Mereka beralasan, hasil penjualan tidak bisa menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan. Petani umumnya cuma melepas hasil panen paling banyak 50 persen untuk membayar biaya tenaga kerja dan pembelian obat-obatan.

“Sebagian hasil panen sengaja saya simpan di gudang sambil menunggu harga bawang kembali normal,” Siswanto memaparkan.

Meski harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar tenaga kerja dan biaya perawatan, namun hal itu dinilai sebagai upaya terbaik dibanding menjual bawang merah dengan harga murah.

Memang selain mengeluarkan biaya tambahan, proses penggudangan akan menimbulkan penyusutan pada bawang merah. Karena dengan disimpan di gudang selama dua bulan akan susut hingga 30 persen.

“Karena menurunnya harga bawang, saya menunda jual. Setelah panen, bawang dikeringkan dan digudangkan. Ini sebagai salah satu alternatif dan hasil dari penggudangan itu setelah harga naik bisa langsung dilepas atau dijual dalam bentuk benih,” ungkap Siswanto.

Anjloknya harga bawang merah, laniut Siswanto, tak lepas dari melimpahnya hasil panen saat ini. Banyaknya persediaan di pasaran saat panen membuat harga bawang merah merosot tajam. “Karena sedang panen raya, harga bawang murah, banyak yang jual,” tutup dia. (*).

 

Penulis: Rahmad Soleh
Editor: Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

MUI Desak Wali Kota Probolinggo Berani Perangi Miras, LGBT dan Sound Horeg

22 Juli 2025 - 12:43 WIB

Ada Festival Nusantara 2025 di Jember, Perkuat Branding Surga Kopi dan Tembakau

17 Juli 2025 - 19:17 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Masih Bingung Tiket Kereta Api untuk Anak? Begini Aturannya

17 Juli 2025 - 11:24 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo

14 Juli 2025 - 16:40 WIB

PCNU Lumajang Tegaskan Sebagai Mitra Kritis dan Konstruktif Pemerintah

13 Juli 2025 - 18:02 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Dua Pos Perlintasan KA Segera Dibangun di Kademangan Kota Probolinggo

12 Juli 2025 - 14:48 WIB

Trending di Regional