PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Harga bawang merah yang anjlok saat panen raya, membuat petani bawang merah di Kabupaten Probolinggo menunda menjual hasil panennya. Mereka memilih menggudangkan bawang merah sembari menunggu harga komoditas pertanian itu kembali normal.
Siswanto, petani asal Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu, mengatakan anjlonya harga bawang merah sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Saat ini harga bawang merah besar (super) Rp 9.000/kilogram (kg), sedangkan bawang merah biasa (kecil) Rp 7.000/kg.
Sebelumnya, kata Siswanto, harga jual bawang merah bisa mencapai Rp 15-20 ribu/kg tergantung kualitasnya. “Yang kecil sekitar Rp 15 ribu, yang besar atau super Rp 20 ribu,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (19/8/2018).
Turunnya harga ini membuat petani enggan menjual semua hasil panen. Mereka beralasan, hasil penjualan tidak bisa menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan. Petani umumnya cuma melepas hasil panen paling banyak 50 persen untuk membayar biaya tenaga kerja dan pembelian obat-obatan.
“Sebagian hasil panen sengaja saya simpan di gudang sambil menunggu harga bawang kembali normal,” Siswanto memaparkan.
Meski harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar tenaga kerja dan biaya perawatan, namun hal itu dinilai sebagai upaya terbaik dibanding menjual bawang merah dengan harga murah.
Memang selain mengeluarkan biaya tambahan, proses penggudangan akan menimbulkan penyusutan pada bawang merah. Karena dengan disimpan di gudang selama dua bulan akan susut hingga 30 persen.
“Karena menurunnya harga bawang, saya menunda jual. Setelah panen, bawang dikeringkan dan digudangkan. Ini sebagai salah satu alternatif dan hasil dari penggudangan itu setelah harga naik bisa langsung dilepas atau dijual dalam bentuk benih,” ungkap Siswanto.
Anjloknya harga bawang merah, laniut Siswanto, tak lepas dari melimpahnya hasil panen saat ini. Banyaknya persediaan di pasaran saat panen membuat harga bawang merah merosot tajam. “Karena sedang panen raya, harga bawang murah, banyak yang jual,” tutup dia. (*).
Penulis: Rahmad Soleh
Editor: Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan