Menu

Mode Gelap
Pendapatan Pajak Pasir Baru Capai Rp8 Miliar hingga Juli, Masih Jauh dari Target Penambang Protes Tambahan Opsen Rp8.750, Pemerintah Tetap Jalankan Amanat UU No.1/2022 Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal Top Up Barcode Subsidi Harus Lewat Verifikasi Izin Tambang, BPRD Terapkan Skema Baru

Ekonomi · 3 Jul 2018 06:31 WIB

Ulat Grayak Serang Tanaman Bawang Merah di Probolinggo


					Ulat Grayak Serang Tanaman Bawang Merah di Probolinggo Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sejak sepekan terakhir, para petani bawang merah di Dusun Mranggon Lawang, Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo resah. Sebabnya, tanaman bawang merah diserang hama jenis ulat grayak sehingga petani merugi.

Pantauan PANTURA7.com,  serangan hama ulat membuat tanaman bawang merah menguning dan kering. Bahkan sejumlah petani, terpaksa mencabuti tanaman pelengkap bumbu masak itu agar hama tidak menyebar. Selain merusak daun, hama ulat berwarna hijau itu melubangi batang tanaman.

Salah satu petani bawang merah, Manen (32) menuturkan bahwa serangan hama ulat pada musim tanam kali ini tergolong parah. Terlebih lagi hama ulat tergolong kebal pestisida, sehingga walaupun tanaman sudah disemprot pembasmi hama, ulat tetap menempel.

“Sebenranya sudah sebulan hama ulat ini menyerang, namun yang parah seminggu terakhir ini mas. Selain daun, bawang merahnya rusak dan berlubang, kalau begini terus kita bisa gagal panen,” tukas Manen saat ditemui di sawahnya, Selasa (3/7/2018).

Hama ulat grayak merusak tanaman bawang merah petani di Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu. (rs)

Solusi terakhir untuk antisipasi serbuan ulat ini, imbuh Manen, yakni dengan memasang jarit disepanjang tepian lahan. Hanya saja, cara ini membutuhkan biaya besar. Padahal anggaran petani sudah habis untuk modal beli bibit, proses tanam hingga biaya pestisida.

“Pakai jarit biayanya mahal, bisa sampai Rp 50 juta per hektar lahan mas. Kami tak mampu dengan harga segitu, uang kami sudah habis buat biaya tanam,” tutur Manen menegaskan.

Ia pun berharap, Pemerintah Daerah (Pemkab) Probolinggo turun tangan untuk mengatasi hama ulat ini. Pasalnya, jelas Manen, keresahan tak ia rasakan sendiri melainkan oleh mayoritas petani bawang merah. “Semua petani bawang merah menderita mas,” tutup dia. (*)

 

Penulis : Rahmad Soleh

Editor : Efendi Muhamad

Artikel ini telah dibaca 57 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Model Nasional Desa Berbasis Kearifan Lokal, Senduro Jawab Tantangan Iklim

8 Juli 2025 - 16:25 WIB

Jasad Sopir Korban Kecelakaan Kapal Selat Bali Tiba di Rumah Duka, Keluarga Histeris

4 Juli 2025 - 07:20 WIB

Trending di Nasional