Menu

Mode Gelap
Pemprov Jatim Gelar Pasar Murah di Jember, Harga Jual Sembako Dibawah HET Terganjal Aturan, Pasien ‘Celebral Palsy’ di Kota Probolinggo Tidak Lagi Menerima Layanan Fisioterapi Pemkab Jember Terima 158 Program RTLH, Gubernur Khofifah Tinjau Pengerjaan Pemkot Probolinggo Segera Galakkan Siskamling Guna Cegah Gangguan Keamanan Aktivitas Paralayang di Kawasan Bromo Viral, TNBTS Tegaskan Dilarang, Hormati Kesucian Adat Tengger Jelang Konfercab NU Kraksaan, JIN: Regenerasi Pengurus jadi Kunci, Kembalikan Marwah NU

Ekonomi · 3 Jul 2018 06:31 WIB

Ulat Grayak Serang Tanaman Bawang Merah di Probolinggo


					Ulat Grayak Serang Tanaman Bawang Merah di Probolinggo Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sejak sepekan terakhir, para petani bawang merah di Dusun Mranggon Lawang, Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo resah. Sebabnya, tanaman bawang merah diserang hama jenis ulat grayak sehingga petani merugi.

Pantauan PANTURA7.com,  serangan hama ulat membuat tanaman bawang merah menguning dan kering. Bahkan sejumlah petani, terpaksa mencabuti tanaman pelengkap bumbu masak itu agar hama tidak menyebar. Selain merusak daun, hama ulat berwarna hijau itu melubangi batang tanaman.

Salah satu petani bawang merah, Manen (32) menuturkan bahwa serangan hama ulat pada musim tanam kali ini tergolong parah. Terlebih lagi hama ulat tergolong kebal pestisida, sehingga walaupun tanaman sudah disemprot pembasmi hama, ulat tetap menempel.

“Sebenranya sudah sebulan hama ulat ini menyerang, namun yang parah seminggu terakhir ini mas. Selain daun, bawang merahnya rusak dan berlubang, kalau begini terus kita bisa gagal panen,” tukas Manen saat ditemui di sawahnya, Selasa (3/7/2018).

Hama ulat grayak merusak tanaman bawang merah petani di Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu. (rs)

Solusi terakhir untuk antisipasi serbuan ulat ini, imbuh Manen, yakni dengan memasang jarit disepanjang tepian lahan. Hanya saja, cara ini membutuhkan biaya besar. Padahal anggaran petani sudah habis untuk modal beli bibit, proses tanam hingga biaya pestisida.

“Pakai jarit biayanya mahal, bisa sampai Rp 50 juta per hektar lahan mas. Kami tak mampu dengan harga segitu, uang kami sudah habis buat biaya tanam,” tutur Manen menegaskan.

Ia pun berharap, Pemerintah Daerah (Pemkab) Probolinggo turun tangan untuk mengatasi hama ulat ini. Pasalnya, jelas Manen, keresahan tak ia rasakan sendiri melainkan oleh mayoritas petani bawang merah. “Semua petani bawang merah menderita mas,” tutup dia. (*)

 

Penulis : Rahmad Soleh

Editor : Efendi Muhamad

Artikel ini telah dibaca 66 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemprov Jatim Gelar Pasar Murah di Jember, Harga Jual Sembako Dibawah HET

13 September 2025 - 20:44 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Bupati Probolinggo Ucapkan Selamat ke Menkeu, Berharap Sinergi Pusat dan Daerah untuk Infrastruktur Kian Kuat

9 September 2025 - 13:07 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Tersandung Kasus Pengadaan Laptop, Eks Mendikbudristek Nadiem Makarim jadi Tersangka

5 September 2025 - 16:51 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kongres Persatuan PWI 2025 Tuntas, Menteri Komdigi Dorong Pertumbuhan Jurnalisme Berkualitas

4 September 2025 - 07:18 WIB

Trending di Nasional