Menu

Mode Gelap
Ribuan Goweser Ikuti Gowes Ansor Jatim di Pasuruan Emosi Memuncak, Massa Hancurkan Rumah Terduga Pembunuh Bocah Pasuruan Eks ABK asal Sumsel Meninggal di Probolinggo, Dugaan Penyebab Kematian Bikin Miris Honda CB150 Tabrak Supra X di Patalan Probolinggo, Tiga Orang Meninggal Dunia Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo Bocah 7 Tahun yang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Wonorejo Dianiaya Saat Bermain di Halaman Rumah

Ekonomi · 16 Apr 2018 15:39 WIB

Kebun Teh Tiris, Dari Destinasi Wisata Menjadi Roda Perekonomian Masyarakat


					Kebun Teh Tiris, Dari Destinasi Wisata Menjadi Roda Perekonomian Masyarakat Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kebun Teh yang berada di Gunung Gambir, Desa Andung Biru, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, tak sekedar menjadi destinasi wisata andalan. Lebih dari itu, kebun seluas 183,49 hektar itu juga menjadi sumber perekonomian masyarakat sekitar.

Terbukti sebanyak 250 warga sekitar bekerja dan menggantungkan hidupnya di kebun teh milik PTN XII PERSERO itu, dengan menjadi buruh petik teh. Para pemetik teh, yang berangkat sejak pukul 5.00 hingga pukul 10.00 WIB, mampu mengasilkan hingga 30 kilogram teh.

“Dua minggu sekali, saya mendapatkan upah Rp. 250.00 upah petik. Itu akumulasi mas, kalau perharinya saya dapat sekitar Rp. 20.000 hasil dari mengumpulkan petikan 20 sampai 30 kilogram mas,” cetus salah satu warga pemetik teh, Anita, Minggu (16/4/2018).

Warga Desa Andung Biru, Kecamatan Tiris saat menuai teh basah. (maf)

Lain pemetik, lain juga dengan buruh yang mengangkat hasil teh siap untuk diimpor. Semakin banyak teh dipetik, akan semakin menambah pundi-pundi rupiah baginya. Seperti yang disampaikan oleh Suheri (32) warga Desa Racek, Kecamatan Tiris, yang setiap hari menerima upah Rp. 54.000 dari hasil keringatnya.

“Jadi setelah dipetik, teh yang panen ditimbang disini, baru dikemas. Hari ini, teh hasil panen akan diimpor ke pabrik teh di Wonosari Malang,” kata Suheri saat dikonfiasi PANTURA7.com

Sementara menurut Hasanudin, mandor kebun teh milik PTN XII PERSERO menjelaskan, wisata petik teh Lawang Kedaton kini tak hanya menjadi destinasi wisata andalan, namun juga pioner pemberdayaan masyarakat setempat.

“Jadi kami punya 183,49 hektar kebun produktif, yang dalam sehari menghasilkan 4,5 ton teh basah. Ini adalah salah satu dari empat kebun teh terbesar di Jawa Timur, selain sebagai lokasi wisata juga roda ekonomi masyakat sekitar mas,” papar Hasanuddin. (*)

 

 

Penulis :Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 98 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Penjual Bendera Musiman Marak, Namun Omset Kini Turun

8 Agustus 2025 - 18:10 WIB

Ancaman TSNA Bayangi Petani Tembakau Lumajang Jelang Panen

7 Agustus 2025 - 12:05 WIB

Susu Kambing Senduro, dari Peternakan ke Gelas, Bisnis Sehat ala Anak Muda Lumajang

6 Agustus 2025 - 16:09 WIB

Kekeringan, Petani Tunjungrejo Lumajang Terancam Gagal Panen

5 Agustus 2025 - 10:59 WIB

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Ada Fenomena Embun Upas di Bromo, TNBTS Waspadai Potensi Kebakaran Hutan

29 Juli 2025 - 08:43 WIB

Seperti Tidur di Atas Salju, Cerita Pendaki yang Menyaksikan Ranu Kumbolo Membeku

27 Juli 2025 - 14:38 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Trending di Ekonomi