Menu

Mode Gelap
Menjelang Fajar, Maling Gasak Motor di Warung Kopi Giras Pasuruan Kemeriahan Batik In Motion 2025 Kota Probolinggo; Mengangkat Potensi, Kenalkan Batik Kanekrembang Pimpin Karang Taruna Lumajang, Dedi Marta Siap Sinergikan Peran Pemuda Banyak Orangtua Takut Anak Rewel, Capaian Imunisasi Campak di Lumajang Anjlok Pekerja Migran asal Ranuagung Meninggal di Malaysia, Pemkab Probolinggo Fasilitasi Pemulangan Jenazah Innalillahi! Mr. X Ditemukan Membusuk di Jalur Pendakian Gunung Arjuno

Pendidikan · 14 Des 2017 11:23 WIB

Tak Temukan Buku IPS ‘Yerussalem’, Dispendik Kabupaten Probolinggo Lega


					Tak Temukan Buku IPS ‘Yerussalem’, Dispendik Kabupaten Probolinggo Lega Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Ditengah kontroversi peredaran buku mata pelajaran (mapel) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VI Sekolah Dasar (SD), dunia pendidikan di Kabupaten Probolinggo masih tetap tenang. Hal ini tak lepas dari temuan, bahwa buku mapel yang menuliskan Yerussalem sebagai ibukota Israel belum beredar di wilayah tersebut.

Kepala Bidang Bina Sekolah Dasar Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo, Fathurrozi mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan ke sejumlah sekolah, diantaranya di wilayah Kecamatan Kraksaan dan Pajarakan. Hasilnya, buku yang dicetak oleh penerbit Yudistira terbitan tahun 2016 itu belum digunakan oleh sekolah.

“Sejauh ini belum kami temukan penggunaan buku yang dimaksud. Kalaupun ada, kami akan melarang keras penggunaan buku tersebut. Kami juga akan mengecek seluruh buku yang mengindikasikan kesalahan serupa dari penerbit lainnya,” papar Fathurrozi, Kamis (14/12/2017).

Buku kontroversial itu, menurut Fathurrozi, digunakan untuk sekolah yang mengaplikasikan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sementara di wilayah Kabupaten Probolinggo, mayoritas menggunakan K13, sehingga buku tersebut masih jarang ditemui.

“Informasi dalam buku itu tidak layak dikonsumsi siswa, oleh karenanya jika ada temuan kami akan segera menariknya dari sekolah-sekolah. Kami lega, sekolah dasar di 24 Kecamatan se-Kabupaten Probolinggo, bebas dari buku kontroversi itu,” kata pria kelahiran madura ini.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Probolinggo, Purnomo seacar tegas menyayangkan informasi dalam buku, yang kemudian menuai poelmik. Pihaknya akan berkoordinasi dengan PB PGRI, agar kontroversi buku segera selesai.

“Kami akan mendesak PB PGRI agar segera mengambil langkah konkrit, karena tulisan itu merupakan kesalahan fatal.  Kami harap pihak penerbit segera melakukan penarikan buku untuk direvisi,” jelas Purnomo. (din/arf).

 

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dulu Hanya Makan Sekali Sehari, Kini Siswa SD Ini Bisa Makan Dua Kali Berkat Program MBG

29 Agustus 2025 - 18:50 WIB

Polinema Jadi Harapan Baru Lumajang Cetak SDM Berdaya Saing Global

28 Agustus 2025 - 16:34 WIB

Tanpa Tunggu Tahun Ajaran Baru, Sekolah Rakyat di Jember Terima Siswa Sepanjang Tahun

1 Agustus 2025 - 16:59 WIB

Demi Sekolah, Siswi SD di Lumajang Terjatuh Saat Digendong Ayahnya Seberangi Lahar Semeru

1 Agustus 2025 - 16:31 WIB

Kurang Diminati, Pemkab Probolingggo Bakal Tutup SDN Warujinggo 2

18 Juli 2025 - 16:06 WIB

Miris! SDN Warujinggo 2 Probolinggo 2 Tahun Gagal Dapatkan Siswa Baru

17 Juli 2025 - 09:29 WIB

Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Dipantau Langsung Gubernur Khofifah

14 Juli 2025 - 19:54 WIB

Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Siswa Ikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

14 Juli 2025 - 12:49 WIB

Sekolah Rakyat Segera Dimulai, Asrama dan Ruang Kelas Dikenalkan

11 Juli 2025 - 04:47 WIB

Trending di Pendidikan