PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Puluhan pemilik outlet pulsa se-Probolinggo, melurug kantor Grapari Telkomsel, salah satu penyedia jasa layanan seluler, yang berlokasi di jalan raya Suroyo, Kota Probolinggo, Selasa (07/11/2017).

Kedatangan penyedia jual beli pulsa dan kartu seluler ini, untuk meminta kejelasan dari pihak Provider Telkomsel, atas kebijakan pemerintah yang mewajibkan pengguna telepon seluler melakukan registrasi ulang kartu selulernya.

Kebijakan pemerintah agar warga registrasi ulang kartu seluler dengan mengirimkan nomor induk kependudukan (NIK) dan kartu keluarga (KK), dianggap dapat merugikan pemilik outlet. Terlebih kebijakan registrasi ulang kartu seluler, maksimal hanya 3 kartu perdana.

“Kebijakan ini sebenarnya positif dalam menekan aksi penipuan, penyebaran berita hoax, maupun terorisme. Namun disisi lain, berdampak terhadap penjualan pulsa dan kartu seluler, daya beli konsumen pasti menurun,” papar Ahmad Fauzi, salah satu pemilik outlet.

Para pemilik outlet, menurut Fauzi, meminta dalam satu NIK dan KK dapat dimanfaatkan untuk beberapa kali registrasi, sehingga tidak mengecewakan konsumen. Untuk itu, pihaknya akan melakukan aksi massa. “ Saya dan teman-teman, rencana bergerak ke Surabaya Rabu besok, bergabung dengan ribuan pemilik oulet lain menentang kebijakan ini,” bebernya.

Ditempat terpisah, Indrajid, Kepala Cabang provider Telkomsel Wilayah Jember, yang membawahi kawasan Tapal Kuda, mengatakan bahwa kebijakan pemerintah ini membuat pihaknya harus membuka layanan ekstra customer service, selama dua pekan terakhir.

“Kini ada layanan ekstra yang dikhususkan bagi para agen outlet penjualan pulsa dan kartu perdana. Untuk wiilayah Kabupaten dan Kota Probolinggo, ada 900an outlet yang kami tangani,” tandasnya. (fly/arf).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *