Menu

Mode Gelap
Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal Top Up Barcode Subsidi Harus Lewat Verifikasi Izin Tambang, BPRD Terapkan Skema Baru Polisi Ringkus Tiga Terduga Pembunuh Korban yang Ditemukan di Sungai Pasuruan Menatap Masa Depan Lumajang Melalui Lensa Anak Muda Peduli Gempa Tiris, Bupati Gus Haris Tinjau Langsung dan Salurkan Bantuan

Ekonomi · 18 Sep 2017 02:26 WIB

Dilanda Kekeringan, Bawang Merah Kering Kerontang


					Abdul Rozak, Petani asal Desa Tegalmojo Kecamatan Tegalsiwalan menunjukkan tanaman bawang merah yang rusak akibat kekeringan, Senin (18/9/2017) Perbesar

Abdul Rozak, Petani asal Desa Tegalmojo Kecamatan Tegalsiwalan menunjukkan tanaman bawang merah yang rusak akibat kekeringan, Senin (18/9/2017)

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sejumlah area tanaman bawang merah di Desa Tegalmojo, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, mengalami kekeringan akibat kekurangan pasokan air. Kondisi ini terjadi karena mata air disekitar persawahan mulai kering, pasca dilanda kemarau panjang.

Abdul Rozak, salah satu petani menuturkan, agar dapat tumbuh normal bawang merah semestinya disiram rutin sekali dalam dua hari. Suplai air ini dilakukan sejak masa tanam hingga bawang merah berumur 60 hari atau sepekan jelang panen.

“Saat ini kami kesulitan mendapatkan air, sehingga jarang menyirami bawang merah. Dampaknya daun bawang kering, kalau sudah begini tunas bawang jadi kecil bahkan mati jika usia bawang masih dibawah satu bulan,” keluh Rozak.

Selain faktor cuaca panas dan kekurangan pasokan air, lanjut Rozak, kekeringan daun bawang merah sebagiannya dipengaruhi oleh penyemprotan pestisida secara berlebihan. “Itu bbisa juga karena penyemprotan obat hama terlalu banyak, biar bawang gak dimakan ulat. Tapi kalau disiram terus, obat pestisidanya kan hilang mas,” ujarnya.

Kekurangan pasokan air membuat tanaman bawang merah rusak dan kering, sehingga berpotensi mengurangi hasil panen. (em)

Kekeringan pada bawang merah ini membuat petani was-was hasil panen tidak bisa melimpah seperti biasanya. Dalam kondisi normal, satu hektar lahan dapat menghasilkan sekitar 12 ton bawang merah. “Kalau sudah rusak gini, kayaknya gak bisa tembus 12 ton mas,” ujar Kamari Yoyo, Petani yang juga berasal dari Desa Tegalmojo.

Padahal sebagian besar petani di desanya dan beberapa desa tetangga, sudah siap panen karena usia bawang merah sudah mendekati 60 hari. “Mudah-mudahan saja hasil panen masih normal mas, kalo gak gitu pasti petani rugi. Apalagi harga bawang di sawah paling mahal Rp.13.000, itu yang super,” harapnya. (em/ela).

Artikel ini telah dibaca 79 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Trending di Ekonomi