Menu

Mode Gelap
Olah TKP Pelemparan Bondet di Sumberejo Probolinggo, Polisi Terjunkan Anjing Pelacak Dituduh Punya Ilmu Santet, Lansia di Sumberejo Probolinggo Dilempari Bondet Pupuk Teknologi Biochar Hasil Inovasi Pemuda Lumajang Raih Penghargaan Nasional Wamen: Dulu Instagram Saya Penuh Laporan Pungli Tumpak Sewu, Sekarang Sudah Beres Masuk KEN 2025, Lumajang Dapat Suntikan Dana Even dari Kemenparekraf Segoro Topeng Kaliwungu Masuk Karisma Event Nusantara 2025, Wakil Menteri Pariwisata Beri Apresiasi Tinggi

Peristiwa · 28 Agu 2017 09:08 WIB

Waduh.. Jumlah Domba Mati Mendadak Terus Bertambah


					Hasan (berbaju putih) saat menjelaskan kematian domba kepada petugas Dinas Peternakan Kabupaten Probolinggo, Senin (28/8/2017) Perbesar

Hasan (berbaju putih) saat menjelaskan kematian domba kepada petugas Dinas Peternakan Kabupaten Probolinggo, Senin (28/8/2017)

PROBOLINGGO-PANTURA7.com. Jumlah domba mati mendadak di Kabupaten Probolinggo terus bertambah. Jika sebelumnya 56 ekor, saat ini berkembang menjadi 64 ekor. 60 ekor domba mati tersebar di Desa Sumberkerang dan 4 ekor menimpa domba milik warga di Desa Banyuanyar Lor Kecamatan Gending.

Hasan (55), salah seorang pemilik domba mengatakan, 8 ekor domba di kandangnya tiba-tiba mati tanpa sebab. Ciri-cirinya pun sama seperti 32 ekor domba yang mati Sabtu (26/8/2017) kemarin.

“Tiba-tiba mati, tanpa didahului gejala sebelumnya. Kalau gini terus, bisa habis domba di kandang saya mas,” ujar Hasan, yang juga Ketua RT di Dusun Krajan Desa Sumberkerang, Senin (28/8/2017).

Hasan merupakan peternak dengan jumlah domba mati terbanyak di Kecamatan Gending, mencapai 40 ekor dari 65 domba piaraan. Oleh Hasan, bangkai domba itu dikubur agar tidak menyebarkan penyakit berbahaya. “Tujuh ekor dikubur, satu ekor dipotong saat masih kritis,” lanjut Hasan.

Sementara Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Probolingggo, Nur Eko Widianto mengatakan, sejauh ini penyebab utama matinya puluhan ekor domba di dua desa belum diketahui. Sampel darah dan pakan yang sebelumnnya diambil, masih dalam penelitian Balai Besar Penelitian Penyakit Hewan (BBPPH) di Malang.

“Kami masih dalam proses penelitian, belum dipastikan penyebabnya. Satu hal yang pasti, penyebabnya bukan Antraks, karena pemeriksaan awal kami tidak menemukan gejala itu,” ujar Nur Eko, Saat ditemui di lokasi kejadian. (em/ela).

Artikel ini telah dibaca 45 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Olah TKP Pelemparan Bondet di Sumberejo Probolinggo, Polisi Terjunkan Anjing Pelacak

30 Juni 2025 - 07:34 WIB

Dituduh Punya Ilmu Santet, Lansia di Sumberejo Probolinggo Dilempari Bondet

30 Juni 2025 - 07:11 WIB

Pulang dari Berobat, Anak Kecil di Pasuruan Terluka Saat Dihadang Begal

26 Juni 2025 - 13:05 WIB

Korban Tabrak Lari, Penjual Tempe di Pasuruan Tewas

24 Juni 2025 - 13:28 WIB

Diduga Mengantuk, Sopir Truk Tewas Tabrak Tronton di Nguling

21 Juni 2025 - 16:23 WIB

Pria asal Tiris Dibacok Di Mayangan Probolinggo, Salah Sasaran?

17 Juni 2025 - 22:17 WIB

Toyota Avanza Warga Alassumur Kulon Probolinggo Terbakar, Kerugian Ratusan Juta

17 Juni 2025 - 18:29 WIB

Diduga Ayan Kambuh Saat Berkendara, Pemotor di Pasuruan Tewas Tabrak Rumah

17 Juni 2025 - 17:07 WIB

Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas

16 Juni 2025 - 14:39 WIB

Trending di Peristiwa