Menu

Mode Gelap
Cuaca Ekstrem, BPBD Jember: Waspadai Potensi Banjir dan Longsor Hingga 17 September Mengenal Gus Hafid dari Ponpes Nurul Qodim, Kiai Muda Sejuta Potensi Harapan Nahdliyin Waspada Penipuan dan Penculikan Anak, Pemkot Probolinggo Keluarkan Surat Edaran Jelang MTQ XXX Jawa Timur, Jember Optimistis Lolos Tiga Besar Terisolasi Akibat Banjir Lahar Semeru, Puluhan Siswa SD Tak Bisa Sekolah Coret ‘Police Killed People’ Dua Pemuda Dibekuk Polisi

Pemerintahan · 9 Nov 2018 15:55 WIB

Rukmini Bangga Angka Kemiskinan di Kota Probolinggo Hanya 7,84 Persen


					Rukmini Bangga Angka Kemiskinan di Kota Probolinggo Hanya 7,84 Persen Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Wali Kota Probolinggo, Rukmini mengklaim bahwa angka kemiskinan di wilayahnya menurun drastis selama dua tahun terakhir. Menurut Wali Kota, saat ini angka kemiskinan di Kota Probolinggo hanya sebesar 7,84 persen.

“Meskipun Kota Probolinggo tidak berhasil meraih penghargaan statistical capacity building dari Gubernur Jawa Timur, namun saya bangga angka kemiskinan di Kota Probolinggo sudah menyentuh angka 7,84 persen,” kata Rukmini, Jum’at (9/11/2018).

Data tersebut, jelas Rukmini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jatim. Ia juga mensyukuri angka kemiskinan berada di bawah 10 persen. “Yang membuat saya semakin bangga, salah satu daerah yang menerima penghargaan justru angka kemiskinannya di atas 20 persen,” ungkap dia.

Meski tak akan lagi menjabat sebagai Wali Kota, Rukmini berharap rendahnya angka kemiskinan di Kota Probolinggo bisa dipertahankan. Oleh karenanya, ia menghimbau agar Pemkot terus menjalin komunikasi intens dengan BPS Kota Probolinggo.

“Karena Pemkot sangat membutuhkan kehadiran BPS, khususnya terkait data-data statistik seperti data pertumbuhan ekonomi dan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto, red),” ujar istri mantan Wali Kota Probolinggo, Buchori ini.

Kepala BPS Provinsi Jawa Timur, Teguh Pramono menyebutkan, Kota Probolinggo butuh usaha ekstra untuk mengikis angka kemiskinan yang sudah menyentuh angka 7 sampai 8 persen. Sebab biasanya, angka itu sulit berubah karena sejumlah faktor.

“Angka 7 sampai 8 persen itu sudah sangat sulit digoyang atau diangkat. Biasanya penduduk miskin pada kisaran angka ini itu orang-orang yang sudah lansia, sudah sangat susah untuk diberdayakan. Rata-rata pendidikannya juga tidak tinggi,” beber Teguh. (*)

 

Penulis : Mohamad Rochim

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Waspada Penipuan dan Penculikan Anak, Pemkot Probolinggo Keluarkan Surat Edaran

11 September 2025 - 18:49 WIB

Jelang MTQ XXX Jawa Timur, Jember Optimistis Lolos Tiga Besar

11 September 2025 - 18:02 WIB

Jelang Konfercab, Nun Alex Sodorkan Nama Gus Hafid sebagai Calon Ketua NU Kraksaan

11 September 2025 - 16:02 WIB

Buruh Tambang di Lumajang Dipertimbangkan jadi Penerima Jaminan Sosial dari DBHCHT

11 September 2025 - 11:15 WIB

Sengketa Tanah di Sukoharjo Paksa DPRD Kota Probolinggo Gelar RDP

10 September 2025 - 22:01 WIB

Dishub Jember Jamin Bandara Notohadinegoro Siap Sambut Penerbangan Perdana

10 September 2025 - 20:19 WIB

5.606 Buruh Tembakau Lumajang Kini Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan Berkat DBHCHT

10 September 2025 - 19:46 WIB

Penerbangan Perdana Halim–Jember Dibuka 18 September, Tiket Sudah Bisa Dipesan

10 September 2025 - 18:59 WIB

Jamin Kualitas MBG di Lumajang, BPOM dan Diskopindag Berikan Pengawasan Penuh

10 September 2025 - 15:47 WIB

Trending di Pemerintahan