Menu

Mode Gelap
Cegah Penyelundupan, Lapas Probolinggo Terapkan Pemeriksaan Berlapis Tahun ini, Pemkab Probolinggo Dirikan 129 Desa Mandiri Sebanyak 204 Bangunan Ponpes di Lumajang Belum Kantongi Izin PBG Akibat Bakar Sampah, Rumah di Talkandang Probolinggo Ludes Terbakar Gerbong Mutasi Dimulai, Bupati Probolinggo Geser 130 Pejabat Eselon III dan IV Petahunan Menuju Desa Bersinar 2025, DPRD Lumajang Dorong Replikasi Program P4GN

Peristiwa · 24 Okt 2018 10:13 WIB

Kisah Kakak Beradik ABK Yang Hilang, Keluarga Diteror SMS


					Kisah Kakak Beradik ABK Yang Hilang, Keluarga Diteror SMS Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Derita Anak Buah Kapal (ABK) Cahaya Bahari Jaya yang hilang sangat dirasakan pihak keluarga. Alih-alih dapat kabar baik, keluarga ABK kakak beradik Windi Budianto (34) dan Wahyu Triastanto (27) justru diteror orang tidak dikenal melalui pesan singkat (short message service/SMS) dengan meminta tebusan uang.

Hal itu diungkapkan kakak Wahyu dan Windi, Yeni Dwi Lestari (36). Ditemui di rumahnya, Jalan Ikan Banyar RT 1 RW 4 Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Rabu (24/10/2018), puteri pasangan Buama (53)-Sukarji (57) itu menceritakan ihwal SMS gelap yang diterimanya.

Yeni mengaku, menerima SMS dari nomor tak dikenal yang mengaku sebagai Wahyu yang tengah berada di Malaysia. “Saya dapat SMS orang yang mengaku Wahyu dan berada di Malaysia. SMS-nya berbunyi, ‘Saya butuh uang untuk biaya hidup’ melalui nomor HP 085399809099,” kata Yeni.

SMS tersebut diterima Yeni, Senin (22/10/2018) lalu. Hingga kini pihaknya masih belum lapor polisi karena fokus menunggu kabar kedua adiknya. Ia pun berharap, ada kabar baik datang dari kedua adiknya.

Sementara itu, Ilham Wahyudi (53) salah satu nelayan yang tergabung dalam Paguyuban Nelayan Putra Samudra punya dugaan terkait tujuh ABK yang belum ditemukan bersama kapalnya. Hal itu berdasarkan kebiasaan ABK yang biasa tidur malam di mesin.

“Biasanya ABK tidur di mesin kalau malam hari. Mungkin ketika kapal itu tenggelam karena bocor ikut tenggelam dan tidak bisa keluar karena terkunci. Sedangkan Rohim bisa jadi tidur di atas kapal dan terjatuh,” ujar Ilham.

Oleh karenanya ia memohon pada pemerintah untuk memfasilitasi pencarian. Caranya melibatkan setidaknya 20 kapal ikan yang menjaring bareng-bareng (skala besar) di perairan Paiton.

“Pakai jaring biasanya barang besar apapun bisa kena jaring kalau dalam jumlah banyak. Semoga ini bisa dilakukan,” harapnya.

Higga kini, dari 8 ABK masih Rohim (56) warga Mayangan yang diketemukan tewas di perairan Madura, Minggu (21/10/2018) lalu. Sementara itu Tomi, Windi, Wahyu, Marwan, Giman, Iwan , Samsul belum diketahui keberadaannya. (*)

 

Penulis: Rahmad Soleh

Editor: Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Cegah Penyelundupan, Lapas Probolinggo Terapkan Pemeriksaan Berlapis

7 Oktober 2025 - 04:03 WIB

Sebanyak 204 Bangunan Ponpes di Lumajang Belum Kantongi Izin PBG

6 Oktober 2025 - 17:08 WIB

Akibat Bakar Sampah, Rumah di Talkandang Probolinggo Ludes Terbakar

6 Oktober 2025 - 16:19 WIB

Bupati Lumajang dan TNI Serahkan Bantuan Kepada Mbok Imuk Warga Kecamatan Guculialit

6 Oktober 2025 - 13:13 WIB

Pohon Tumbang Timpa Rumah di Lumajang, Warga Selamat dan Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem

6 Oktober 2025 - 12:36 WIB

Pembersihan Reruntuhan Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Berlangsung Maraton, 49 Jenazah Ditemukan

6 Oktober 2025 - 11:26 WIB

Waspada! ini 5 Ciri Rokok Ilegal yang Perlu Diketahui Masyarakat

6 Oktober 2025 - 09:59 WIB

Korban Meninggal Musala Ambruk Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Terus Bertambah, Kini 40 Orang

6 Oktober 2025 - 08:31 WIB

Pembersihan Material Musala Ambruk Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Alami Kendala, Tim Ahli Didatangkan

5 Oktober 2025 - 20:19 WIB

Trending di Peristiwa