Lumajang, – Upaya penanganan tanggul Sungai Regoyo yang jebol di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, mulai pulih, Kamis (6/11/25).

Akses jalan utama yang sempat terputus kini perlahan dapat dilalui kembali, sementara lahan pertanian seluas kurang lebih 30 hektar yang sempat terendam kini mulai surut.

Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan penanganan tanggul jebol menjadi prioritas utama pemerintah daerah.

“Penanganan tanggul ini bukan sekadar simbolis. Ini tentang menyelamatkan warga, melindungi pertanian, dan mencegah kerusakan yang lebih luas,” katanya.

Sejak tanggul jebol akibat hujan ekstrem pada 2 November lalu, ribuan warga di sekitar bantaran Sungai Regoyo terdampak.

Advertisement

Sebanyak 1.211 kepala keluarga terisolasi akibat terputusnya akses jalan dan rusaknya tanggul yang menjadi pelindung lahan pertanian produktif di kawasan Pasirian.

“Untuk mempercepat pemulihan, pemerintah daerah memobilisasi tiga unit alat berat dari PUSDA Jawa Timur, BBWS Brantas, dan penambang lokal. BPBD Lumajang juga menyiapkan logistik, pasokan bahan bakar, serta dukungan tenaga lapangan agar proses penanganan berjalan tanpa hambatan,” ungkapnya.

Hasil identifikasi teknis dari PUSDA dan BBWS Brantas mencatat kerusakan cukup signifikan, tanggul sisi kanan sepanjang 150 meter dengan tinggi 6 meter, area tanggul kritis sepanjang 27+66 meter, serta kerusakan di sekitar musholah dan jembatan limpas. Tim juga memperkuat bronjong di sayap jembatan Sungai Liwek sepanjang 15 meter untuk menahan erosi susulan.

Selain upaya teknis, Bunda Indah menekankan pentingnya partisipasi warga dalam proses pemulihan. Masyarakat dilibatkan untuk membangun tanggul sementara dan menata jalur darurat menuju permukiman.

“Kami bergerak bersama. Pemerintah menyiapkan alat dan logistik, sementara warga ikut menjaga dan memperkuat tanggul darurat. Kolaborasi ini mempercepat pemulihan,” ujarnya.

“Kini, aliran air sungai berhasil dialihkan dari permukiman dan sebagian besar lahan pertanian kembali bisa ditanami. Aktivitas warga, termasuk kegiatan belajar mengajar dan distribusi hasil pertanian, perlahan kembali normal,” sambungnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.