Jember,- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember terus berupaya membangkitkan kembali sektor pariwisata daerah.
Salah satunya ditunjukkan melalui kegiatan pagelaran budaya dan peresmian wisata kampung durian di Desa Pakis, Kecamatan Panti, oleh Bupati Jember, Muhammad Fawait.
Fawait menilai, Jember memiliki modal besar untuk menjadi daerah tujuan wisata dengan keberagaman budaya dan potensi alamnya.
“Jadi, hari ini kita ada pagelaran budaya kesenian, kita bisa reog dan kita bisa melihat bahwa Jember memang sudah cocok menjadi miniatur of Indonesia. Semua suku, semua golongan ada di Jember,” ujar Fawait, Senin, (27/10/25).
Ia menyebut, Jember pernah menjadi destinasi favorit wisatawan dari berbagai daerah, bahkan mancanegara, sekitar 10–15 tahun lalu.
Oleh sebab itu, Pemkab Jember berkomitmen untuk mengembalikan masa kejayaan tersebut.
“Tidak salah kalau dulu Jember menjadi tujuan wisatawan dari Surabaya, Jakarta, dan daerah lain. Maka kita harus kembalikan lagi kejayaan itu,” tegas Fawait.
Menurutnya, Wisata Kampung Durian yang berada di kawasan Panti memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan.
Selain udara yang sejuk dan pemandangan asri, kawasan ini juga mampu menarik minat para wisatawan lokal maupun luar daerah.
“Alhamdulillah sejuk dan asri dan juga sangat layak dijadikan salah satu referensi bagi masyarakat Jember maupun luar Jember untuk berwisata di Kampung Durian,” bebernya.
Fawait menambahkan, pemerintah daerah akan terus memberikan dukungan terhadap pengembangan wisata desa, terutama melalui perbaikan infrastruktur dan promosi lintas wilayah.
“Pemkab Jember ke depan akan men-support salah satunya lewat ketersediaan infrastruktur jalan dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya kerja sama antarwilayah dalam mengoptimalkan potensi wisata.
“Kemarin kesepakatan kita, kita saling men-support potensi di masing-masing kabupaten. Di Situbondo apa, Bondowoso apa, di Jember apa,” jelasnya.
Fawait berharap, pengembangan wisata di daerah terpencil dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat tanpa merusak ketenangan lingkungan.
“Kalau kita kembangkan pariwisata di daerah terpencil, di pinggir gunung, saya pikir ini bisa mengembangkan ekonomi dan mengurangi kebisingan yang ada di pinggir desa, pinggir kebun, dan pinggir hutan,” tutupnya. (*)













