Jember,- Di bawah teriknya matahari pantai Puger, Kabupaten Jember, ada seorang perempuan lanjut usia bernama Satira (63) yang masih setia membuat ikan asin, pekerjaan yang sudah ia jalani lebih dari empat puluh tahun.

Setiap pagi, Satira mulai menjemur ikan di halaman rumahnya. Di sana, tampah dan anyaman bambu berjejer penuh ikan segar seperti benggol, lenguru, dan siyak-siyak.

“Begitu ikan datang, langsung diasinkan sekitar tiga jam. Kalau ditunda bisa rusak,” ujar Satira, Minggu (19/10/25).

Cuaca menjadi faktor penting dalam pekerjaannya. Saat matahari terik, ikan bisa kering dalam sehari. Tapi jika mendung atau hujan, prosesnya bisa memakan waktu hingga tiga hari.

“Kalau panasnya bagus, cepat kering. Kalau tidak, ya tertunda,” kata Satira.

Advertisement

Selain cuaca, harga ikan segar yang sering naik-turun juga memengaruhi pendapatannya.

Jika tangkapan nelayan sedikit, harga ikan bisa mencapai Rp100.000 per keranjang (sekitar 2,5 kilogram).

“Kalau nelayan tidak melaut, harga naik. Untungnya jadi kecil,” jelasnya.

Kini, Satira mulai beradaptasi dengan zaman. Ia memanfaatkan media sosial untuk menjual ikan asin buatannya.

“Dulu nunggu tengkulak datang, sekarang bisa jual lewat internet. Pembelinya banyak dari luar Puger,” tuturnya.

Dalam sekali produksi, Satira bisa menghasilkan hingga dua kuintal ikan asin.

Hasil olahannya dikirim ke berbagai daerah seperti Kencong, Jombang, dan Jember.

Harga jualnya pun bervariasi, mulai dari Rp15.000 hingga Rp60.000 per kilogram, tergantung musim dan ketersediaan bahan baku.

Untuk menjaga kualitas, Satira tak hanya mengandalkan ikan dari Puger. Ia juga membeli dari Banyuwangi, Madura, dan Probolinggo. Semua dilakukan agar rasa ikan asinnya tetap gurih dan khas.

Bagi Satira, membuat ikan asin bukan hanya soal mencari nafkah, tapi juga menjaga tradisi pesisir.

“Selama masih kuat, saya akan terus bikin ikan asin. Ini sudah jadi bagian hidup saya,” tutupnya sambil tersenyum. (*)

Editor: Mohammad S

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.