Menu

Mode Gelap
Emosi Memuncak, Massa Hancurkan Rumah Terduga Pembunuh Bocah Pasuruan Eks ABK asal Sumsel Meninggal di Probolinggo, Dugaan Penyebab Kematian Bikin Miris Honda CB150 Tabrak Supra X di Patalan Probolinggo, Tiga Orang Meninggal Dunia Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo Bocah 7 Tahun yang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Wonorejo Dianiaya Saat Bermain di Halaman Rumah Isak Tangis Pecah Saat Jenazah Bocah 7 Tahun Tiba di Rumah Duka

Kesehatan · 8 Agu 2025 17:23 WIB

RSUD Lumajang Ungkap Fakta Meningkatnya Kasus Gangguan THT


					Ilustrasi. Perbesar

Ilustrasi.

Lumajang, – Tradisi hajatan yang semarak dengan iringan sound system berdaya tinggi atau yang akrab disebut sound horeg, kini menjadi sorotan dunia medis.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Haryoto Lumajang mencatat, adanya peningkatan jumlah pasien yang mengeluhkan gangguan pendengaran dalam beberapa bulan terakhir.

Mayoritas pasien yang datang ke poli Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) RSUD Haryoto, kata  dokter spesialis THT dr. Aliyah Hidayati, mengalami gangguan telinga akibat paparan suara keras dari acara hajatan yang menggunakan sound horeg.

“Pasien-pasien ini datang setelah mengalami keluhan berulang setiap kali ada hajatan di lingkungan mereka. Rata-rata mereka tidak hadir langsung di acara, tapi rumahnya berdekatan dengan lokasi hajatan,” kata Aliyah, Jumat (8/8/25).

Keluhan yang dilaporkan pun beragam, mulai dari telinga berdengung (tinnitus), nyeri telinga, hingga penurunan kemampuan pendengaran. Bahkan dalam beberapa kasus, pasien yang sebelumnya hanya memiliki gangguan ringan mengaku, kondisinya memburuk setelah terpapar suara sound horeg dari hajatan tetangganya.

“Kami menyarankan agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan sound system. Tidak semua orang mampu menoleransi suara keras, apalagi anak-anak dan lansia yang tinggal di lingkungan sekitar,” tambah Aliyah.

Untuk itu, ia berharap edukasi publik mengenai dampak suara keras terhadap kesehatan telinga dapat lebih digencarkan. Selain itu, pihaknya mendorong adanya kerja sama antara pemerintah desa, Dinas Kesehatan, dan masyarakat dalam mengatur penggunaan sound system di ruang publik.

“Karena, kesenangan tidak seharusnya mengorbankan kenyamanan dan kesehatan orang lain,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas

5 Agustus 2025 - 22:49 WIB

Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca

5 Agustus 2025 - 19:12 WIB

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Dokter Muter: Harapan Baru Warga Terpencil Dusun Bakah Lumajang

3 Juli 2025 - 18:28 WIB

Ancaman di Balik Genangan Air: Leptospirosis Mengintai Warga Lumajang

2 Juli 2025 - 16:04 WIB

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Trending di Kesehatan