Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Sosial · 4 Agu 2025 15:35 WIB

Kematian Mendadak di Tengah Karnaval Sound Horeg Lumajang, Ini Kata Dokter Yessika


					Dokter Yessika. (Foto: Istimewa). Perbesar

Dokter Yessika. (Foto: Istimewa).

Lumajang, – Suasana meriah peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, berubah menjadi duka mendalam.

Seorang ibu muda bernama Anik Mutmainah (38) meninggal dunia secara mendadak saat menyaksikan karnaval sound horeg yang digelar dalam rangka selamatan desa dan perayaan kemerdekaan.

Kejadian tragis itu terjadi pada Sabtu (2/8/25) malam, ketika Anik tengah asyik menonton pertunjukan karnaval. Tiba-tiba ia ambruk dan tak sadarkan diri di tengah kerumunan warga.

Melihat kondisi Anik yang kritis, warga segera membawa korban ke RSUD Pasirian untuk mendapatkan pertolongan medis.

Dokter jaga di RSUD Pasirian, dr. Yessika mengatakan, saat Anik tiba di rumah sakit pukul 22.00 WIB kondisinya sudah sangat parah.

“Pasien sudah mengalami henti jantung dan henti napas. Kami sudah berusaha melakukan pertolongan hidup dasar, namun tidak ada refleks kehidupan yang bisa kami tangani,” kata dr. Yessika pada Senin (4/8/25).

Menurut dr. Yessika, kematian mendadak Anik ini belum dapat dipastikan penyebabnya karena membutuhkan pemeriksaan forensik lebih lanjut.

“Kami tidak bisa berspekulasi terkait penyebab kematian pasien karena diperlukan pemeriksaan yang mendalam,” tambahnya.

Keluarga korban yang menerima kenyataan pahit tersebut menyatakan ikhlas atas kepergian Anik. Suami korban, Mujiarto, mengatakan, bahwa mereka hanya bisa pasrah menerima takdir.

“Ya mau bagaimana lagi, namanya umur memang tidak ada yang tahu. Kalau perantaranya ya itu (sound horeg), tapi saya ikhlas karena sudah takdirnya,” ujar Mujiarto dengan suara pilu. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 40 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim

18 September 2025 - 19:40 WIB

Innalillahi! HM. Buchori, Eks Wali Kota Probolinggo Dua Periode Meninggal Dunia

15 September 2025 - 15:04 WIB

Terganjal Aturan, Pasien ‘Celebral Palsy’ di Kota Probolinggo Tidak Lagi Menerima Layanan Fisioterapi

13 September 2025 - 20:09 WIB

Aktivitas Paralayang di Kawasan Bromo Viral, TNBTS Tegaskan Dilarang, Hormati Kesucian Adat Tengger

13 September 2025 - 15:18 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Jember: Waspadai Potensi Banjir dan Longsor Hingga 17 September

11 September 2025 - 20:31 WIB

Ada Dugaan Penculikan Anak di Kota Probolinggo, Polisi Minta Warga Tidak Panik

10 September 2025 - 19:57 WIB

Kekeringan Meluas, BPBD Kabupaten Probolinggo Petakan Daerah Rawan Krisis Air Bersih

9 September 2025 - 15:30 WIB

Jalur Gumitir Dibuka Lebih Awal, DPRD Jember Ingatkan Pengguna Jalan Soal Hal ini

2 September 2025 - 20:54 WIB

Kabar Baik! Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi Bisa Dilintasi Mulai 4 September 2025

2 September 2025 - 18:45 WIB

Trending di Sosial