Jember,- Pasokan beras di Pasar Tanjung Jember mulai menipis. Sejumlah pedagang terpaksa menjual sisa stok yang ada karena penggilingan padi berhenti berproduksi sementara. Kondisi ini membuat aktivitas jual beli di pasar menjadi sepi.
Hamidah, salah satu pedagang beras yang sudah berjualan lama di Pasar Tanjung, mengaku belum bisa belanja stok baru dalam beberapa hari terakhir.
“Saya masih jual stok yang kemarin. Hari ini belum kulakan, karena memang barangnya juga nggak ada,” ujar Hamidah saat ditemui di kiosnya, Rabu, (9/7/25).
Menurut Hamidah, harga beras di pasaran saat ini cukup bervariasi. Untuk beras medium dijual antara Rp60.000 hingga Rp68.000 per lima kilogram, sementara beras premium harganya berada di kisaran Rp67.000 sampai Rp68.000.
“Katanya sih harga premium turun, tapi saya belum cek lagi karena belum kulakan,” tambahnya.
Ia juga menyebut, harga beras sempat naik sekitar Rp400 per kilogram dalam sepekan terakhir, diduga akibat naiknya harga gabah.
Namun, ada informasi dari pemerintah agar harga diturunkan antara Rp200 hingga Rp300 per kilogram. Sayangnya, hal ini menyulitkan penggilingan padi untuk tetap beroperasi.
“Dari informasi yang saya dapat, beberapa penggilingan memilih berhenti produksi selama beberapa hari karena harga bahan bakunya mahal, tapi disuruh jual murah. Ya nggak masuk, akhirnya mereka berhenti dulu,” jelas Hamidah.
Kelangkaan ini berdampak langsung pada penjualan. Hamidah menyebut omsetnya turun drastis karena minimnya stok dan turunnya daya beli.
Hamidah berharap pasokan beras bisa kembali normal dalam waktu dekat agar aktivitas jual beli kembali lancar. Sementara itu, ia hanya bisa mengandalkan stok yang tersisa sambil menunggu kepastian dari pihak penggilingan.
“Sepi banget sekarang. Barangnya enggak ada, pembeli juga bingung. Kita juga bingung mau jual apa,” keluhnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra