Menu

Mode Gelap
Jambret Bercelurit Lukai Korban di Kota Pasuruan, Polisi Buru Pelaku Jember Fashion Carnival 2025 Usung Tema Lingkungan, Akan Hadirkan 2 Ribu Peserta Kantor Desa Alun-alun, Lumajang Dibobol Pencuri, Dua Motor Amblas Polda Jatim Bongkar Praktik Pengoplosan LPG, Keutungan Tersangka Ratusan Juta Pasca Pembuangan Bayi di Teras Rumah, Polisi Periksa 3 Saksi dan Rekaman CCTV Remaja 17 Tahun di Pasuruan Ditangkap Usai Rampas Tas Siswi SMP di Jalan

Pemerintahan · 10 Jun 2025 15:15 WIB

Mentan Ingatkan Petani Tidak Berjalan Sendiri, Negara Bisa Rugi


					Menteri Pertanian, Amran Sulaiman saat bertemu petani di Lumajang. (Foto: Asmadi). Perbesar

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman saat bertemu petani di Lumajang. (Foto: Asmadi).

Lumajang, – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memberikan peringatan keras kepada pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan agar tidak membiarkan petani “berjalan sendiri” tanpa dukungan yang memadai.

Menurut dia, kesejahteraan petani adalah fondasi utama kekuatan negara, dan jika petani terus merugi, maka negara pun akan ikut merugi.

Amran juga menyinggung pentingnya pengelolaan pemasaran dan keuangan yang baik agar produksi pertanian bisa berjalan lancar dan menguntungkan. Ia meminta para direktur keuangan dan pemasaran untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem yang berjalan saat ini.

“Ya sudah, nanti cek. Direktur keuangannya. Pemasaran. Di sini atau? SGN,” katanya, Selasa (10/6/25).

Fenomena ini menunjukkan bahwa petani yang mengalami kerugian cenderung berhenti menanam karena tidak ada insentif atau keuntungan yang memadai.

“Sebab, petani itu latah, menguntungkan tanam. Tidak menguntungkan, berhenti. Sederhana kan?” tegasnya.

Pernyataan Amran ini membuka ruang diskusi yang cukup luas mengenai efektivitas kebijakan pertanian di Indonesia. Di satu sisi, Amran dengan lugas dan blak-blakan dianggap sebagai bentuk kepedulian dan dorongan untuk perbaikan.

“Namun, di sisi lain, muncul pertanyaan mendasar, mengapa masalah mendasar seperti ketergantungan petani pada pinjaman, lemahnya peran Bulog, dan sistem pemasaran yang tidak efektif masih terus terjadi?” jelasnya.

Menurut Amran, selama ini kebijakan yang diterapkan belum mampu menjawab kebutuhan riil petani di lapangan.

“Pemberian ruang agar petani untung bukan sekadar jargon, melainkan harus diwujudkan melalui kebijakan yang konkret, misalnya subsidi yang tepat sasaran, akses pasar yang adil, dan perlindungan harga yang stabil,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 78 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bupati Lumajang Akan Jadikan Lumajang Sebagai Kota Pisang Kembali

6 Agustus 2025 - 15:18 WIB

Di Senduro Lumajang, 200 KK Dapat Air Bersih dan 95 Rumah Direhab

6 Agustus 2025 - 14:33 WIB

Sepasang Sepatu dari Bupati, Sentuhan Kasih di Sekolah Lereng Semeru

6 Agustus 2025 - 10:27 WIB

Bupati Lumajang Soroti Warga Kaya yang Terima Bansos, Segera Koreksi!

6 Agustus 2025 - 09:51 WIB

Tumpang Tindih Dokumen Tata Ruang di Lumajang, Perda 2013 vs Perda 2023

5 Agustus 2025 - 15:27 WIB

Tunarungu di Jember Minta Akses Layanan Publik dan Pekerjaan Layak

4 Agustus 2025 - 19:25 WIB

Pemprov Jatim Terbitkan SE Pengibaran Bendera Merah Putih

4 Agustus 2025 - 18:33 WIB

Gubernur dan TNI Resmi Memulai Rutilahu Jatim dari Probolinggo

4 Agustus 2025 - 17:24 WIB

Bendera Fiksi Merebak Jelang 17 Agustus, Sekda: Jangan Gantikan Simbol Negara!

4 Agustus 2025 - 14:55 WIB

Trending di Pemerintahan