Probolinggo,- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo menggelar ruwatan agung sedekah bumi, Jumat (9/5/25) malam. Selametan bumi ini digelar di Alun-alun Kota Kraksaan.
Bupati Probolinggo, dr. Mohammad Haris (Gus Haris) mengatakan, kegiatan ini merupakan kearifan lokal yang perlu dilestarikan. Ia menyebut, selametan bumi merupakan satu dari sejumlah budaya lokal di Kabupaten Probolinggo.
“Kabupaten Probolinggo sangat kaya akan budaya, salah satunya adalah kegiatan malam ini,” kata Gus Haris.
Selametan bumi, imbuhnya, perlu dilestarikan karena mengandung nilai-nilai, pengetahuan, dan praktik yang relevan bagi kehidupan masyarakat. Selain itu, hal ini juga penting untuk menjaga identitas budaya serta memperkuat ikatan sosial.
“Kita juga punya Bromo dengan Suku Tengger yang mempunyai kearifan lokal yang rutin digelar,” ucapnya.
Bahkan, ke depan Gus Haris merencanakan kebudayaan yang ada di suku Tengger sebagai wisata kebudayaan, terutama bagi wisawatan mancanegara.
Sebab, selama ini pengunjung di kawasan wisata Gunung Bromo, bukan hanya wisatawan lokal melainkan juga dari berbagai negara di belahan dunia.
“Kita ketahui bersama, Bromo merupakan salah satu dari keajaiban dunia, yang ramai dikunjungi wisatawan mancanegara. Ke depan, kami ingin kebudayaan yang ada di Suku Tengger dapat disaksikan wisatawan asing, sehingga bisa dikenal di mancanegara,” beber Gus Haris.
Gus Haris melanjutkan, selametan bumi digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Probolinggo (Harjakapro) ke-279 dan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Bupati Probolinggo yang menjabat belum genap tiga bulan ini berharap, adanya ruwatan agung sedekah bumi, dapat menjadikan Kabupaten Probolinggo lebih baik ke depannya.
“Saat ini, kita memang masih berada di peringkat ke-empat termiskin di Jawa Timur. Namun kami yakin, dengan kerja keras semua pihak, Kabupaten Probolinggo akan jadi salah satu yang daerah yang membanggakan di Jawa Timur,” pungkasnya. (*)
Editor : Mohammad S
Publisher: Keyra