Menu

Mode Gelap
Miris! Oknum Satpol PP Kota Probolinggo Diduga Curi Beras di Toko Kelontong Dinkes Jember Siapkan 175 Tim Medis untuk Sukseskan MTQ XXXI Jawa Timur 2025 Untuk Ganti Motor Dinas, Pemkab Lumajang Sediakan Rp35 Juta per Desa Jelang Konfercab NU Kraksaan, Desakan Reformasi Pengurus Terjerat Pusaran Korupsi Bermunculan BKD Lumajang Pasrah ke Pusat, Rekrutmen ASN Masih Menggantung Pecatan PNS di Probolinggo Diringkus Polisi Pasca Gelapkan Uang demi Judi Online

Nasional · 6 Sep 2018 02:53 WIB

Awas! Angin Kencang Bercampur Debu Sapu Bromo


					Awas! Angin Kencang Bercampur Debu Sapu Bromo Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pasca dilanda kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) beberapa hari lalu, lereng Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, kini diterpa badai pasir. Pasir bercampur debu memapar kawasan konservasi itu akibat angin berhembus kencang memasuki puncak musim kemarau.

Pantauan PANTURA7.com, sejumlah titik di lautan pasir atau kaldera Bromo tertutup arak-arakan debu tebal yang bergerak sesuai arah angin. Bahkan tidak hanya area kaldera, arak-arakan debu ini juga memapar puncak Gunung Bromo hingga tebing perbukitan.

“Saya tadi kesini lewat jalur Malang, memang anginnya kencang, campur debu lagi. Bagi pengendara motor seperti saya sangat terganggu, jarak pandang sempit,” kata Bagus Santoso, wisatawan Gunung Bromo, Kamis (6/9/2018).

Kumparan debu yang terbawa angin kencang sapu kawasan wisata Gunung Bromo, Kamis (6/9/2018).

Material yang terbawa angin jelas Bagus, tak hanya debu dan pasir, namun juga bercampur dengan serpihan hitam menyerupai arang. “Mungkin yang hitam itu material sisa kebakaran tanaman yang beterbangan, berbahaya kalau kena mata,” papar dia.

Sementara Camat Sukapura, Yulius Christian menyampaikan bahwa angin kencang yang membawa debu dan pasir, merupakan siklus tahunan yang biasa terjadi di lautan pasir Gunung Bromo. Meski demikian, kata Yulius, wisata Gunung Bromo masih aman untuk dikunjungi.

“Bromo aman dikunjungi, angin kencang itu siklus tahunan saat memasuki puncak kemarau. Angin bercampur debu hanya terjadi di lautan pasir, di pemukiman tidak ada,” tandas Yulius.

Untuk menanggulangi dampak buruk bagi kesehatan, Yulius menghimbau kepada para wisatawan dan warga sekitar yang hendak ke lautan pasir untuk selalu mengenakan masker. “Pakai masker, kacamata dan pakaian tebal untuk melindungi tubuh kita,” ucapnya. (*)

 

Penulis : Mohammad Rochim

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Bupati Probolinggo Ucapkan Selamat ke Menkeu, Berharap Sinergi Pusat dan Daerah untuk Infrastruktur Kian Kuat

9 September 2025 - 13:07 WIB

Tersandung Kasus Pengadaan Laptop, Eks Mendikbudristek Nadiem Makarim jadi Tersangka

5 September 2025 - 16:51 WIB

Kongres Persatuan PWI 2025 Tuntas, Menteri Komdigi Dorong Pertumbuhan Jurnalisme Berkualitas

4 September 2025 - 07:18 WIB

Penuhi Tuntutan Pendemo, DPR Segera Bahas RUU Perampasan Aset

4 September 2025 - 06:32 WIB

Waspada! Angin Kencang Landa Wilayah Jawa Timur 2-4 September 2025

3 September 2025 - 17:33 WIB

Sebar Provokasi di Grup WhatsApp, Warga Kota Pasuruan Diamankan Polisi

3 September 2025 - 15:06 WIB

Probolinggo Kondusif, PWI Ajak Masyakat Tidak Terpengaruh Konten Provokatif

2 September 2025 - 12:29 WIB

Kerusuhan Meluas, Presiden Prabowo Perintahkan Tindakan Anarkis Ditindak Tegas

1 September 2025 - 20:23 WIB

Akhmad Munir Nakhodai PWI Pusat, Bawa Semangat Rekonsiliasi

31 Agustus 2025 - 15:52 WIB

Trending di Nasional