Jember,- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Tri Erwandi, menyebut bahwa Kabupaten Jember mengalami beberapa periode deflasi pada dua bulan awal tahun 2025.
Menurutnya, pemahaman tentang inflasi dan deflasi sangat penting. Sebab hal ini tidak terlepas dari hukum permintaan dan penawaran.
Tri menjelaskan bahwa data yang dipantau BPS lebih berfokus pada harga konsumen, bukan harga produsen.
“Deflasi yang terjadi pada Januari dan Februari 2025 disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kebijakan pemerintah terkait tarif listrik,” ujar Tri, Rabu, (12/3/25).
Pada bulan tersebut, BPS mencatat deflasi 0,14 persen di Januari yang meningkat menjadi 0,76 persen di Februari. Penyebab utama deflasi ini adalah diskon 50 persen penggunaan listrik bagi pelanggan dengan daya dibawah 2.200 KWH.
“Hal ini berdampak besar pada pola konsumsi masyarakat, di mana hampir semua sektor (kehidupan) menggunakan listrik,” imbuhnya.
Tri menambahkan, bahwa beberapa komoditas mengalami penurunan harga, termasuk cabai rawit dan tomat, yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca hujan.
“Hujan yang terus menerus dapat mempengaruhi daya tahan komoditas pertanian,” sampainya.
Menjelang bulan Ramadan, Tri memprediksi bakal ada perubahan tren. “Bulan Ramadan biasanya meningkatkan permintaan, sehingga inflasi dapat meningkat. Namun, kita masih menunggu data resmi untuk bulan ini,” beber dia.
Ia menyoroti imbas pengangguran terhadap ekonomi. Menurutnya, meskipun angka pengangguran di Jember masih di bawah rata-rata provinsi, inflasi yang tinggi dapat berdampak negatif pada daya beli masyarakat.
Tri menegaskan pentingnya sektor pertanian sebagai pendorong utama ekonomi Jember. Ia menekankan perlunya peningkatan produksi pertanian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi diatas 5 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Jember tahun 2024 tercatat 4,86 persen, meskipun lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya,” cetusnya.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas, Tri menyarankan agar generasi muda di Kabupaten Jember terlibat dalam sektor pertanian.
“Kami perlu memastikan bahwa lahan pertanian dan produksi tetap berkelanjutan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat,” Tri memungkasi. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra