Menu

Mode Gelap
Miris! Oknum Satpol PP Kota Probolinggo Diduga Curi Beras di Toko Kelontong Dinkes Jember Siapkan 175 Tim Medis untuk Sukseskan MTQ XXXI Jawa Timur 2025 Untuk Ganti Motor Dinas, Pemkab Lumajang Sediakan Rp35 Juta per Desa Jelang Konfercab NU Kraksaan, Desakan Reformasi Pengurus Terjerat Pusaran Korupsi Bermunculan BKD Lumajang Pasrah ke Pusat, Rekrutmen ASN Masih Menggantung Pecatan PNS di Probolinggo Diringkus Polisi Pasca Gelapkan Uang demi Judi Online

Ekonomi · 19 Agu 2018 03:02 WIB

Harga Anjlok, Petani Gudangkan Bawang Merah


					Harga Anjlok, Petani Gudangkan Bawang Merah Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Harga bawang merah yang anjlok saat panen raya, membuat petani bawang merah di Kabupaten Probolinggo menunda menjual hasil panennya. Mereka memilih menggudangkan bawang merah sembari menunggu harga komoditas pertanian itu kembali normal.

Siswanto, petani asal Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu, mengatakan anjlonya harga bawang merah sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Saat ini harga bawang merah besar (super) Rp 9.000/kilogram (kg), sedangkan bawang merah biasa (kecil) Rp 7.000/kg.

Sebelumnya, kata Siswanto, harga jual bawang merah bisa mencapai Rp 15-20 ribu/kg tergantung kualitasnya. “Yang kecil sekitar Rp 15 ribu, yang besar atau super Rp 20 ribu,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (19/8/2018).

Turunnya harga ini membuat petani enggan menjual semua hasil panen. Mereka beralasan, hasil penjualan tidak bisa menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan. Petani umumnya cuma melepas hasil panen paling banyak 50 persen untuk membayar biaya tenaga kerja dan pembelian obat-obatan.

“Sebagian hasil panen sengaja saya simpan di gudang sambil menunggu harga bawang kembali normal,” Siswanto memaparkan.

Meski harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar tenaga kerja dan biaya perawatan, namun hal itu dinilai sebagai upaya terbaik dibanding menjual bawang merah dengan harga murah.

Memang selain mengeluarkan biaya tambahan, proses penggudangan akan menimbulkan penyusutan pada bawang merah. Karena dengan disimpan di gudang selama dua bulan akan susut hingga 30 persen.

“Karena menurunnya harga bawang, saya menunda jual. Setelah panen, bawang dikeringkan dan digudangkan. Ini sebagai salah satu alternatif dan hasil dari penggudangan itu setelah harga naik bisa langsung dilepas atau dijual dalam bentuk benih,” ungkap Siswanto.

Anjloknya harga bawang merah, laniut Siswanto, tak lepas dari melimpahnya hasil panen saat ini. Banyaknya persediaan di pasaran saat panen membuat harga bawang merah merosot tajam. “Karena sedang panen raya, harga bawang murah, banyak yang jual,” tutup dia. (*).

 

Penulis: Rahmad Soleh
Editor: Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Jelang Konfercab NU Kraksaan, Desakan Reformasi Pengurus Terjerat Pusaran Korupsi Bermunculan

12 September 2025 - 16:58 WIB

Jelang Konfercab, Nun Alex Sodorkan Nama Gus Hafid sebagai Calon Ketua NU Kraksaan

11 September 2025 - 16:02 WIB

Buruh Tambang di Lumajang Dipertimbangkan jadi Penerima Jaminan Sosial dari DBHCHT

11 September 2025 - 11:15 WIB

Sengketa Tanah di Sukoharjo Paksa DPRD Kota Probolinggo Gelar RDP

10 September 2025 - 22:01 WIB

Dishub Jember Jamin Bandara Notohadinegoro Siap Sambut Penerbangan Perdana

10 September 2025 - 20:19 WIB

Penerbangan Perdana Halim–Jember Dibuka 18 September, Tiket Sudah Bisa Dipesan

10 September 2025 - 18:59 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

GMNI Jember Lurug Kantor DPRD, Desak Reformasi Polri hingga Transparansi DPR

9 September 2025 - 16:44 WIB

Trending di Regional